Blusukan ke Kampung, Tanamkan Antikorupsi
Detail Diterbitkan pada Rabu, Maret 30 2016 00:00 Dibaca: 1024
SURABAYA - Mata rantai perilaku korupsi bukan tidak mungkin diputus. Salah satu caranya, menanamkan kebiasaan hidup susah dan bekerja keras pada anak-anak. Tidak menempuh cara yang mudah untuk meraih sesuatu.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, kebiasaan mendapatkan sesuatu dengan mudah justru berbahaya bagi anak kecil. Mereka tidak akan terbiasa hidup susah dan memperjuangkan yang diinginkan. ''Kalau dari kecil cari gampange. Mau cepat kaya, mau cepat ini itu. Padahal, untuk meraih sesuatu itu harus kerja keras,'' ujar Risma setelah memberikan sambutan dalam Guru Antikorupsi, Penggerak Perubahan yang berlangsung di Convention Hall Jalan Arif Rahman Hakim.
Kegiatan itu merupakan hasil kerja sama Pemkot Surabaya dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selama ini Risma senantiasa menanamkan sikap antikorupsi ketika bertemu warga di kampung-kampung. Jika karakter tersebut sudah terbentuk, akan lebih mudah.
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan menyatakan, dalam salah satu studi yang dibuat KPK, ternyata ada fenomena yang cukup menarik. Pendidikan antikorupsi di lingkungan keluarga kurang menjadi perhatian utama.
Bahkan, tidak jarang orang tua abai dengan nilai-nilai antikorupsi. Misalnya, kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin. ''Maka dari itu, penting untuk mendidik guru PAUD yang bersentuhan langsung dengan anak-anak,'' jelasnya. (jun/c15/git)
Jawa Pos, 30 Maret 2016
http://kpk.go.id/id/berita/berita-sub/3355-blusukan-ke-kampung-tanamkan-antikorupsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar