Total Tayangan Halaman

Sabtu, 21 Oktober 2017

Tugu Pendaratan Mengenang Heroik Andi Mattalatta

Tugu Pendaratan Mengenang Heroik Andi Mattalatta Makassar, Multimedia Merah Putih. Minggu, 22 Oktober 2017 
Pengakuan kedaulatan kerajaan Belanda terhadap Republik Indonesia pada 27 Desember 1949 menggema di berbagai pelosok nusantara. Kondisi luar Jawa di Indonesia Timur di masa revolusi kemerdekaan antara 1945-1950 masih terpecah-pecah antara yang pro-integrasi dengan pro-Belanda.
Pihak Belanda berusaha memanfaatkan untuk
mengembalikan kekuasaannya di Indonesia.

Situasi ini merisaukan kalangan perwira TNI asal Indonesia Timur yang tergabung dalam kesatuan KRU-X (Korps Reserve Umum X). Wadah ini adalah bagian dari TNI Perjuangan (Bekas Laskar Rakyat) yang terbentuk pada 1948. Kesatuan ini dipimpin Let-Kol A.G. Lembong dengan wakilnya, Let-Kol J.F. Warouw didampingi Mayor H.N. Sumual, Letnan Satu Lendy Tumbelaka. Kapten Piet Ngantung, Kapten Eddy Gagola, Kapten Matulessi, Kapten E.J. Kanter. Kapten J. Mandang dll.

Wadah kekuatan militer ini aktif di masa revolusi fisik di Jawa berkekuatan 4 batalyon tempur yaitu Yon A, Yon B, Yon C dan Yon D. Batalyon “A” di Jawa Tengah, dibawah komando Kapten Palar. Batalyon “B” di Jawa Tengah dibawah komando Mayor H.V. Worang. Batalyon “C” di Jawa Timur dibawah komando Kapten A. Rifai. Sedangkan Batalyon “D” di Jawa Tengah dibawah komando Mayor A. Mattalata.

Pada bulan Oktober 1948, Brigade XVI menyusun rencana membebaskan Kalimantan dan Indonesia Timur dari pengaruh .
Namun terkendala karena
Belanda melakukan agresi militer kedua pada 19 Desember 1948. Semua pimpinan negara ditangkap termasuk Let-Kol Lembong bersama Kapten Leo Kailola.

Suasana Indonesia Bagian Timur di Awal Pengakuan Kedaulatan Situasi Indonesia Timur sejak paska perang Pasifik tidak menentu. Walau di Jakarta tercetus proklamasi Indonesia merdeka yang terjadi akibat kevakuman pemerintahan setelah penguasa militer Jepang meletakkan senjata.

Pembentukan KOMPAS-SUMU Sejak pengakuan kedaulatan, Brigade XVI di likwidasi dan berbagai personal dimutasi oleh Kementerian Pertahanan RI yang bermarkas di Yogyakarta. Ekspedisi ke daerah Seberang (Luar Jawa), di Indonesia Timur   Komando territorial Militer Belanda kepada TNI dan mengatur para prajurit eks KNIL menjadi TNI di Sulawesi Utara. Antara bulan Desember 1949 – April 1950, banyak perwira asal Indonesia Timur bertugas sebagai unsur APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) di luar Jawa dan diperbantukan pada KMTIT (Komisi Militer Territorial Indonesia Timur) pimpinan Let-Kol Ahmad Yunus Mokoginta dan Ir. Putuhena. .

Kampanye anti TNI di Indonesia Timur dilakukan Dr. Chris Soumokil didukung Kolonel Schotborg, Panglima Komando Territorial militer Belanda Wilayah Timur dan Kalimantan (GOB, Grote Oost en Borneo) melakukan sebaran anti TNI terhadap tentara KNIL menentang TNI di Ambon, Makassar dan Manado.

Bahkan bermaksud memproklamasikan Negara Merdeka Indonesia Timur terpisah dari Republik Indonesia dengan membentuk garis pertahanan Makassar-Manado-Ambon dibawah “Plan Metekohi.”

Dalam usaha ini pihak Belanda mempengaruhi kalangan prajurit KNIL di Makassar, Manado dan Ambon. Akibat kampanye anti-TNI hingga timbul berbagai pergolakan daerah di Indonesia. Misalnya kerusuhan dan aksi militer pimpinan Kapten Andi Azis dan menyerang markas TNI di Makassar.

Andi Azis sebelumnya adalah ajudan Wali Negara NIT, Sukowati dan bersama satu kompi KNIL resmi memasuki TNI pada 30 Maret. Namun sehari sebelumnya dia
ditemui Dr.Chris Soumokil yang datang dari Manado dan bersama Kolonel Schotborg mempengaruhinya untuk menentang pendaratan Batalyon Worang di Makassar pada 5 April. Azis dipengaruhi bila APRIS terbentuk, tidak perlu kehadiran TNI.

Soumokil juga mempengaruhi kalangan pejabat pemerintahan NIT dan berkampanye “negara Merdeka Indonesia Timur” di Makassar dukungan Belanda untuk memisahkan Indonesia dari RIS (Republik Indonesia Serikat) melalui “Plan Metekohi.” Andi Azis berhasil dipengaruhi Soumokil hingga melakukan aksi militer menentang TNI.

Pada 5 April pagi pasukan Andi Azis beraksi melakukan penyerbuan terhadap kediaman perwira-perwira TNI, terutama asrama CPM (dulu Verlengde Klapper Laan) Makassar dan menangkap Let-Kol A.J. Mokoginta dan perwira TNI lainnya.

Pasukan Andi Azis memblokir Pelabuhan Makassar untuk membendung pendaratan Batalyon Worang pimpinan Mayor H.V. Worang. Akibat kemelut di Makassar hingga kapal-kapal “Waikelo” dan “Bontekoe” yang mengangkut pasukan Batalyon Worang dialihkan ke Balikpapan.

Kolonel Alex E. Kawilarang  Panglima Komando Tentara Teritorium Indonesia Timur (KMTIT) pada 15 April 1950 menerapkan Operasi Pertiwi dengan dukungan kekuatan termasuk  Batalyon Mattalata pimpinan Mayor Andi Matalatta.

Rencana pendahuluan penyerbuan ke Makassar dilakukan oleh Batalyon Andi Mattalatta pada 26 April tidak mengalami kesulitan, karena sehari sebelumnya ternyata Andi Azis sudah terbang dengan pesawat Catalina dan ke Jakarta, setelah sehari sebelumnya menyerah dan pasukannya dilucuti konsinyir di Makassar.

Namun terjadi peperangan besar besaran terjadi ketika ada pendaratan usaha pasukan induk Brigade XVI dari Surabaya beberapa hari kemudian dengan kapal pendarat LST di Makassar. Plus pasukan dari Batalyon Mattalatta dan Worang.

Perlawanan  pasukan KNIL dan dibantu NICA yang lengkap habis berperang di Pasifik masih ingin mempertahankan pengaruh. Peperangan seru terjadi ketika yang masih dibawah Belanda, KNIL dengan support NiICA, berusaha menghadang dengan Batalyon Worang dan Batalyon Andi Mattalatta yang baru mendarat dari Jawa.

Dengan kekuatan ini hingga pasukan TNI secara politik dapat secara bertahap menggusur pengaruh KNIL di Makassar. Itulah berhasil diabadikan dalam monumen Pendaratan TNI di depan Benteng Ujungpandang di Pantai Losari.
(Disadur dari arsip Sejarah)

1 komentar:

  1. Mainkan game favoritemu di zeusbola dan nikmati kemudahan
    menjadi pemenang!

    Didukung oleh bank ternama dan E-Wallet di indonesia, guna mempermudah Anda untuk bertransaksi.

    Pelayanan zeusbola tentunya 24 Jam NONSTOP melayani Anda semua.


    INFO SELANJUTNYA SEGERA HUBUNGI KAMI DI :
    WHATSAPP :+62 822-7710-4607


    BalasHapus