Total Tayangan Halaman

Rabu, 29 November 2017

Testimoni di Pantai Air Laut

Testimoni di Pantai Air Laut

Demi kesehatan, marilah kita kan laut. Semakin banyak rahasia yang Allah di dalam air garam ini. Tadi bagi saya sempatkan untuk berenang di Depan Fort Roterdam. Seperti biasa saya temui orang yang sakit, orang yang telah divonis medis Tentang Jantung dan Hati.

Kali ini bertemu dengan Pak Syamsul atau sering dipanggil Daeng Itung.  Pertama kalinya bertemu dan langsung jatuh hati pada air laut terjadi 2 bulan lalu. Ia sudah berobat medis dan ke dokter praktek. Namun kakinya tiba tiba membengkak tanpa alasan. Dokter pun mengambil kesimpulan gula naik, kolesterol dan tekanan darah tinggi dalam kondisi tinggi sekali. Pembengkakan pada kaki disebabkan pembengkakan hati yang merambat ke kaki. Sy akhirnya divonis masalah Hati, kata Dg Itung.

Beliau memutuskan untuk keluar Rumah Sakit karena bosan suasana dan menjelang lebaran. Allah akhirnya membimbing pak Syamsul ke Pantai POPSA. Atas petunjuk teman dari Antang yang Anggota Komunitas POPSA. Hari pertama sama saja saya turun berendam dilaut, terkencing kencing sebanyak 7 kali.Mungkin obat yang sy konsumsi sebanyak 8 jenis keluar semua.

Dihari pertama mendapat perubahan signifikan dan sudah bisa berjalan baik dan bengkak kaki jadi turun. Sejak saat itu, aku jatuh hati pada air laut. Tiap hari seperti kebutuhan selama 2 bulan ini kujalani. Dan tinggal bekas tertinggal pada kakiku. Ayo saudara Ke Laut

Mau Awet Muda dan Rahasia Sarung

Mau Awet Muda dan Rahasia Sarung

Apa yang membuat seseorang terlihat awet muda di usia setengah abad. Padahalpun sudah memiliki anak  yang sudah mahasiswa. Jika berjalan bersama sambil bersanding, orang sudah langsung menebak mau kemana bersaudara  ini menuju. Tidak pernah  sebagai ayah dan anak. Tapi Saudara kandung.

Banyak teman teman di Pondok Sahabat waktu mahasiswa di Universitas Hasanuddin, tertegun akan akan lambatnya proses penuaan melanda Taufik ASS P.  Banyak yang menduga duga awet muda ada kaitannya perilaku aneh seperti jarang mandi pagi, pakai sarung sakti, atau menjaga senyum.

Untuk mengetahui rahasia agar awet tidak tua seperti Titiek Puspa, inilah pengakuan penulis dan wartawan yang senang ketawa meskipun menghapi komplain. Untuk pertama kalinya, Drs. Taupik AAS P dari Fakultas Sastra Unhas, berani buka rahasianya yang ditujukan khusus sesama alumni Pondok Sahabat : 

1. Selalu menggunakan otak positif. Berpikir positif bisa dirangsang dengan kopi dipagi hari. Menulis Catatan Harian dan berita adalah jalan terbaik. Karena membuat otak dapat bersabar dan tidak menempuh jalan pintas.

2. Belajar fokus pada persoalan. Orang yang memiliki satu istri atau suami akan bisa memelihara konsentrasi.

3. Bebas bergerak kapan saja. Jangan membuat anda terbelenggu dengan hanya sekali langkah sudah ada semua didepan kita. Ternyata sebaiknya membuat lebih banyak untuk beli rokok atau air galon di blok sebelah jauh membuat gerakan jika beli ditetangga.

4. Buatlah tamu dengan tanpa kursi. Kursi akan membuat seseorang dengan jabatan. Orang bisa mencapai kursi dengan apapun juga yang negatif.

5. Buat gerakan lebih fleksibel. Jangan pakai jeans karena akan membatasi gerakan otot. Saat terjadi gerakan tubuh, bisa tetap lentur kembali tambah hambatan. Sebaiknya ke kantor menggunakan sarung lebih baik.

Nah inilah testimoni rahasia awet muda yang baru dibongkar pada usia setengah abad. Terimakasih kak Taupik

Sabtu, 25 November 2017

Wage Rudolf Soepratman

Wage Rudolf Soepratman

Masalah halaman

Penulis musik Indonesia

Wage Rudolf Supratman (9 atau 19 Maret1903 – 17 Agustus 1938) adalah pengarang lagu kebangsaan Indonesia, "Indonesia Raya", dan pahlawan nasional Indonesia.[3]

Wage Rudolf SoepratmanBerkas:Wrsoepratman.jpgInformasi pribadiLahir9[1] atau 19 Maret[2] 1903
 PurworejoJawa TengahHindia Belanda[2][1]Meninggal17 Agustus 1938
 SurabayaHindia BelandaKebangsaan Hindia Belanda

Kehidupan pribadiSunting

Ayahnya bernama Joemeno Kartodikromo, seorang tentara KNIL Belanda, dan ibunya bernama Siti Senen. Wage Rudolf Soepratman adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Roekijem adalah kakak sulung Soepratman. Pada tahun 1914, Soepratman ikut Roekijem ke Makassar. Di sana ia disekolahkan dan dibiayai oleh suamiRoekijem yang bernama Willem van Eldik.

Soepratman lalu belajar bahasa Belanda di sekolah malam selama tiga tahun, kemudian melanjutkannya ke Normaalschool di Makassar sampai selesai. Ketika berumur 20 tahun, lalu dijadikan guru di Sekolah Angka 2. Dua tahun selanjutnya ia mendapat ijazahKlein Ambtenaar.

Beberapa waktu lamanya ia bekerja pada sebuah perusahaan dagang. Dari Makassar, ia pindah ke Bandung dan bekerja sebagai wartawan di harian Kaoem Moeda dan Kaoem Kita. Pekerjaan itu tetap dilakukannya sewaktu sudah tinggal di Jakarta. Dalam pada itu ia mulai tertarik kepada pergerakan nasional dan banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan. Rasa tidak senang terhadap penjajahan Belanda mulai tumbuh dan akhirnya dituangkan dalam buku Perawan Desa. Buku itu disita dan dilarang beredar oleh pemerintah Belanda.

Soepratman dipindahkan ke kota Sengkang. Di situ tidak lama lalu minta berhenti dan pulang ke Makassar lagi. Roekijem sendiri sangat gemar akan sandiwara dan musik. Banyak karangannya yang dipertunjukkan di mes militer. Selain itu Roekijem juga senang bermain biola, kegemarannya ini yang membuat Soepratman juga senang main musik dan membaca-baca buku musik.

W.R. Soepratman tidak beristri, serta tidak pernah mengangkat anak.

Disinilah WR Supratman Dilahirkan

Jumat 27 Oktober 2017, 12:40 WIB

Disinilah WR Supratman Dilahirkan

Rinto Heksantoro - detikNews

Foto: Rinto Heksantoro/detikcom

Purworejo - Wage Supratman itulah nama yang pertama kali diberikan saat sang komponis/pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya dilahirkan. Dia lahir dari pasangan Joemeno Kartodikromo, seorang tentara KNIL Belanda, dan ibunya bernama Siti Senen. 

Nama Wage di depan nama Supratman menandakan dia dilahirkan pada hari pasaran Wage berdasarkan penanggalan Jawa. WR Supratman lahir tanggal 19 Maret 1903. WR Supratman lahir di Dusun Trembelang, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. 

Tempat mengubur plasenta WR Supratman Foto: Rinto Heksantoro/detikcom

Panut (53), yang merupakan penjaga rumah pusaka itu di depan rumah terdapat cungkup tempat mengubur plasenta atau ari-ari Wage saat dilahirkan pada 19 Maret 1903. Sebagai penanda tempat mengubur plasenta atau ari-ari ditandai dengan tanaman puring. Namun kemudian diganti dan dibuatkan rumah-rumahan kecil dari kayu.

"Orang Jawa kalau mengubur ari-ari pasti di depan rumah," katanya.

Rumah itu kata Panut, setelah direnovasi tahun 2007 diganti dari kayu nangka. Sedangkan halaman sekitar masih seperti aslinya yang tampak teduh dan asri dengan berbagai tanaman besar. Lantai rumah dibiarkan tetap seperti asli berlantai tanah.

Rumah ini berada di sebelah tenggara sekitar 12 km dari Kota Purworejo. Suasana asri dan sejuk dengan banyak pepohonan di sekitar rumah yang berada di perbukitan Menoreh.

"Dulunya bagian dinding terbuat dari anyaman bambu, namun kini sudah diganti dengan kayu nangka. Ukuran, bentuk dan letak tidak berubah. Sekat-sekat ruang pun dibuat sama, dari ruang tamu, kamar dan ruang belakang," kata Panut.

Sementara itu kerabat WR Supratman yang masih tinggal di Dusun Trembelang, Suyono (47) menuturkan, Siti Senen, ibu kandung WR Supratman adalah penduduk asli Desa Somongari. Ibu WR Supratman, saat masih berumur 7 tahun kemudian ikut dan dirawat seorang Opas (Polisi Pangreh Praja) di Kota Purworejo, tepatnya di Kelurahan Sindurjan.

Setelah dewasa lanjut dia, Siti Senen kemudian menikah dengan seorang Kopral Serdadu Belanda asal Godean Yogyakarta yang bernama Kartodikromo. Dari pernikahannya itu, mereka dikaruniai 4 orang anak yakni Supratiyah, Supratinah, Supratiyem dan Wage Supratman.

"Sebelum Wage Supratman lahir, tahun 1903, ibu Siti Senen dalam keadaan hamil tua pulang ke Somongari. Dia lahir hari Kamis, Wage tanggal 19 Maret 1903 di rumah kakaknya Seno di Dukuh Trembelang Desa Somongari," kata Suyono.

Setelah kurang lebih berumur 2 bulan, Wage dibawa ke Jatinegara Jakarta di tempat ayahnya bekerja. Sehingga banyak orang mengira dan sejarah juga mencatat jika Wage lahir di Jatinegara, meskipun faktanya ia lahir di Somongari Purworejo.

Rumah tempat WR Supratman dilahirkan Foto: Rinto Heksantoro/detikcom

Ketika Wage berusia 9 tahun, ibunda tercinta meninggal dunia dan ayahnya menikah lagi. Wage kemudian diasuh kakaknya Supratiyah di Makasar, yang menjadi isteri seorang Indo Belanda kelahiran Jawa Timur yang bernama Willem van Eldik.

"Di kota Makasar itulah Wage tumbuh menjadi dewasa dan pandai bermain biola atas bimbingan kakak iparnya Willem van Eldik," imbuh Suyono.

Suyono melanjutkan, Wage pernah tampil dalam pentas sandiwara, ia waktu itu memerankan tokoh pemuda bernama "Rudolf". Tokoh tersebut berhasil ia perankan dengan baik, sehingga oleh teman-temannya dijuluki Rudolf.

"Sejak itulah nama Rudolf melekat pada namanya menjadi Wage Rudolf Soepratman," katanya.

Dalam sejarah, WR Supratman setelah dewasa dari Makassar kemudian berpindah di Jawa. Dia sempat bekerja di Bandung dan tempat lain hingga meninggal di Surabaya. (bgs/bgs)

purworejo wr supratman

Biodata Pahlawan Nasional WR Soepratman

Biodata Pahlawan Nasional WR Soepratman

Budianto SPd

Add Comment

Rabu, 20 April 2016

Biodata Pahlawan Nasional WR Soepratman - Para pembaca portal biodatapedia.com yang pada sibuk cari biodata pahlawan, hehe kali ini admin akan memberikan sebuah artikel tentang biodata beberapa tokoh entertainment tokoh sejarah dan tokoh-tokoh terkenal lainnya yang menghiasi layar televisi anda. Dalam artikel ini khusus membahas tentangbiodata Pahlawan WR Soepratman  beserta profil lengkapnya. Biografi 

Pahlawan Nasional WR Soepratman

Biodata Pahlawan WR Soepratman  akan kami sajikan lengkap beserta agama, karir, pendidikan beserta hobi dan foto lengkap dari sang pahlawan nasional ini. Sumber dari artikel ini berasal dari sumber-sumber terpercaya misalnya dari Wikipedia dan portal atau website entertainment lainnya.

Pahlawan Nasional WR Soepratman

Wage Rudolf Supratman atauWR Soepratman  lahir di Somongari, Purworejo, 19 Maret 1903 – meninggal di Surabaya, Jawa Timur, 17 Agustus 1938 pada umur 35 tahun adalah pengarang lagu kebangsaan Indonesia, "Indonesia Raya" dan pahlawan nasional Indonesia. Ayahnya bernama Senen, sersan di Batalyon VIII. Saudara Soepratman berjumlah enam, laki satu, lainnya perempuan. Salah satunya bernama Roekijem. Pada tahun 1914, Soepratman ikut Roekijem ke Makassar. Di sana ia disekolahkan dan dibiayai oleh suami Roekijem yang bernama Willem van Eldik.

Soepratman lalu belajar bahasa Belanda di sekolah malam selama 3 tahun, kemudian melanjutkannya ke Normaalschool di Makassar sampai selesai. Ketika berumur 20 tahun, lalu dijadikan guru di Sekolah Angka 2. Dua tahun selanjutnya ia mendapat ijazah Klein Ambtenaar, dan menjadi seorang guru.

Biodata WR Soepratman 

Nama Lengkap : Wage Rudolph Soepratman

Alias : WR. Soepratman

Profesi : Pahlawan Nasional

Tempat Lahir : Jatinegara, Jakarta

Tanggal Lahir : Senin, 9 Maret 1903

Zodiac : Pisces

Warga Negara : Indonesia

Ayah : Senen

Setelah tidak lagi menjadi seorang guru, WR Soepratman kemudian bekerja di sebuah perusahaan dagang. Setelah beberapa waktu lamanya WR Soepratman memutuskan untuk pindah ke Bandung dan bekerja sebagai wartawan di harian Kaoem Moeda dan Kaoem Kita. Pekerjaan itu sendiri tetap dilakukannya meskipun akhirnya dia tinggal di Jakarta. Di Jakarta inilah, WR Soepratman mulai tertarik dengan organisasi pergerakan nasional yang akhirnya membuat dirinya banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan.

Rasa tidak senangnya terhadap penjajahan Belanda mulai tumbuh dan akhirnya dituangkan dalam buku Perawan Desa. Buku itu disita dan dilarang beredar oleh pemerintah Belanda. Rasa cintanya terhadap Indonesia semakin hari semakin besar sehingga membuatnya ingin menyumbangkan sesuatu bagi perjuangan bangsanya. Tetapi, ia tidak tahu bagaimana caranya, karena ia hanya seorang wartawan dan pemain musik hingga suatu hari, secara kebetulan WR Soepratman membaca artikel berjudul Manakah Komponis Indonesia yang Bisa Menciptakan Lagu Kebangsaan Indonesia yang Dapat Membangkitkan Semangat Rakyat dalam majalah Timboel terbitan Solo. Membaca artikel ini, hati Soepratman tergerak. Dan merasa tulisan itu seolah ditujukan kepada dirinya.

Mengetahui hal ini, WR Soepratman merasa tertantang untuk ikut menciptakan karya luhur tersebut. WR Soepratman lalu menggubah lagu yang kemudian pada 1924 terciptalah lagu “Indonesia Raya” karyanya.

Pada tahun 1928 bulan Oktober, diadakanlah Kongres Pemuda II dimana para tokoh pergerakan nasional dan perwakilan para pemuda seluruh Indonesia berkumpul untuk menyatukan visi mencapai Indonesia Merdeka. Di situ WR Soepratman juga hadir dan pertama kalinya beliau memperdengarkan lagu Indonesia Raya secara instrumental dengan biola (tanpa syair). Mengapa dikumandangkan lagu Indonesia Raya itu secara instrumental? Hal ini adalah usulan Soegondo Djojopuspito, salah satu tokoh pergerakan nasional, dengan alasan menjaga situasai politik dan kondisi saat itu. Banyak hadirin terpukau dengan lagu itu. Lagu tersebut telah berhasil mewakili keinginan rakyat Indonesia untuk segera merdeka dari Belanda.

Sesudah kongres itu, lagu Indonesia raya selalu diperdengarkan di kongres politik dan kongres nasional lainnya. Belanda begitu khawatir akan efek persatuan yang ditimbulkan oleh lagu itu. Akhirnya Belanda selalu memburu WR Soepratman yang telah menciptakan lagu tersebut. Karena selalu menghindar dari kejaran polisi Belanda, W Soepratman akhirnya kelelahan dan jatuh sakit di Surbaya. WR Soepratman juga menciptakan lagu “Matahari Terbit” pada tahun 1938, ia kemudian menyiarkan lagu tersebut bersama pandu-pandu NIROM di jalan Embong Malang yang akhirnya membuatnya benar-benar ditangkap oleh Belanda dan dijebloskan di penjara Kalisosok Surabaya. WR Soepratman meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938 karena sakit. W.R. Soepratman hingga meninggal belum pernah menikah dan mengangkat seorang anak pun.

Demikianlah biodata dari pahlawan  WR Soepratman  , semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi kita untuk mengenal pahlawan-pahlwan tanah air.


Jumat, 24 November 2017

Dua Wajah KPK Dalam Penanganan Perkara dan Faktanya

TrangPagi2 menuju kantor, sambil menulis sebuah renungan tentang DUA WAJAH KPK DALAM PENANGANAN PERKARA. Dan Mumpung lagi ramai, mari lihat bagaimana perbedaan penanganan kasus RJ Lino (Dirut BUMN) dan kasus Setya Novanto (Setya DPR).

Bareskrim Polri melakukan penyidikan atas pengadaan 10 unit mobile crane tahun 2014 oleh RJ Lino sebagai dirut PT Pelindo II. Lalu Bareskrim Polri yang dipimpin oleh Budi Waseso melakukan penggeledahan ke PT Pelindo II pada 28 Agustus 2015.

Saat digledah RJ Lino mengontak seorang menteri dan berkata: Mereka (polisi) cari file, ya itu tugas. Mereka saya hormatilah. Tapi yang saya tidak bisa itu begini-ini. Harusnya dipanggil dulu, ditanya dulu dicek dulu ada apa, dll.( masih ingat kan?).

Terlihat RJ Lino menginginkan agar tidak ada kegaduhan, ini rasional karena pasar tidak suka gaduh, RJ Lino pimpinan sebuah korporasi. Dia bukan pegawai negeri meski dia kerja di perusahaan negara.

Berdasarkan audit internal yang dilakukan Pelindo II serta hasil penggeledahan yang dilakukan penyidik Bareskrim, Budi Waseso menemukan bahwa sementara ditaksir kerugian negara mencapai Rp 45 miliar.

24 Februari 2016 Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Kombes (Pol) Agung Setya menyebutkan Total kerugian negara atas pengadaan 10 unit mobile crane sebesar Rp 37.970.277.778, Terlihat angka tersebut begitu presisi sampai satuan terkecil.

Atas penggeledahan tersebut, Budi waseso dikontak oleh Seirang pembesar di negeri ini dari Seoul menanyakan perkara tersebut dan menyampaikan bahwa kebijakan korporasi tak boleh dipidana.

Terkait permintaan Pejabat tsb, Budi mengaku tidak bisa melakukannya. Dia beralasan jika keinginan Itu dipenuhi maka pidana berbentuk kebijakan tidak bisa diusut. "Tidak bisa dong, jika pidananya tak diusut berarti tidak boleh lagi pelanggaran pidana diusut.

Sampai hari ini, penyelidikan mabes polri tak kunjung naik status menjadi penyidikan. Kita tahu Buwas Tiba2 dipindahkan ke BNN dan entah oleh siapa kasus itu Gak jalan. Lalu KPK jadi harapan.

Di sisi yang lain, Jika polisi melakukan penyelidikan atas pembelian 10 Unit Mobil crane oleh PT Pelindo II pada tahun 2014. Maka KPK melakukan penyelidikan pengadaan 3 unit quay container crane (QCC) tahun 2010 yang juga dilakukan oleh RJ Lino di PT Pelindo II.

Setelah memanggil ahli dari ITB dan BPKP dalam penyeledikan, KPK menetapkan RJ Lino sebagai tersangka pada tanggal 18 Desember 2015 karena melakukan penunjukan langsung.

RJ Lino disangka melanggar Pasal 2 Ayat 1 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Hingga hari ini, 2 tahun kurang satu bulan dari penetapan RJ Lino sebagai tersangka, namun Lino tak kunjung ditahan, Lino masih bebas berjalan tidak hanya di dalam negeri namun juga ke luar negeri karena tidak dicekal.

Febri Juru Bicara KPK mengatakan di banyak perkara yang menggunakan Pasal 2 dan 3 memang butuh waktu untuk membuktikan atau menghitung lebih lanjut indikasi kerugian keuangan negara. (SN juga kena pasal ini).

Belum tuntasnya menghitung kerugian negara inilah yang membuat KPK belum juga menahan RJ Lino, dan penggunaan pasal 2 dan 3 UU Tipikor membutuhkan waktu yg lama untuk melakukan perhitungan kerugian negara.

Padahal Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI telah menyimpulkan adanya indikasi kerugian keuangan negara pada PT Pelindo II minimal sebesar US$ 306 juta ekuivalen Rp 4,08 triliun (kurs Rp 13.337/US$).

Simpulan tersebut merupakan hasil pemeriksaan investigatif atas perpanjangan kerja sama pengelolaan dan pengoperasian pelabuhan Pelindo II berupa kerja sama usaha dengan PT Jakarta International Container Terminal (PT JICT).

Selanjutnya Ketua Panitia Khusus (Pansus) DPR tentang Pelindo II, Rieke Diah Pitaloka telah menyerahkan hasil temuan itu kepada KPK 7 Juli 2017. Sampai hari ini, sekali lagi kasus ini masih mengambang. RJ lino masih bebas berkeliaran tanpa penjelasan.

Di sisi yang lain lagi, ada Setya Novanto seorang ketua DPR RI. 31 Oktober 2017 KPK menetapkan Novanto sbg tersangka kasus EKTP utk yg kedua kalinya. Novanto disangka melakukan pelanggaran terhadap pasal yang sama yang disangkakan pada RJ Lino.

Kita tidak sedang membela SN dan mengecam RJL. Saya tidak punya urusan bisnis apapun dengan keduanya. Kita sedang melakukan pertanyaan yang menjadi Hak warga negara dalam demokrasi. Tentang penggunaan uang dan kewenangan.

SN disangkakan melanggar Pasal 2 ayat 1 subsider pasal 3 UU Tipikor jo Pasal 55 ayat 1 ke 1. Sebelumnya KPK pernah menetapkannya sbg tersangka juga disangkakan melakukan pelanggaran pasal yang sama yaitu Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 UU Tipikor.

Dan Novanto memenangkan prapradilan dengan konsekwensi KPK tidak boleh lagi mengusut kasus yang sama. Atas keputusan itu harusnya KPK segera mengeluarkan SP3 tetapi karena tidak punya kewenangan, harusnya dilimpahkan ke Kejaksaan seperti kasus BG.

Namun, apesnya Novanto, RJ Lino setelah dua tahun menjadi tersangka tidak juga ditahan krn butuh waktu lama utk menghitung kerugian negara. Namun Novanto langsung ditahan hanya berselang 15 hari setelah bebas dan baru panggilan pertama sbg tersangka.

Dalam kasus E KTP, dua lembaga resmi auditor negara secara kelembagaan mengatakan tidak ada kerugian negara dalam kasus EKTP. Dua lembaga resmi ini dikalahkan oleh ocehan Nazaruddin yang punya motif kerjasama dengan KPK

Fakta Persidangan 10/11/2017, Mantan Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah BPKP, Iman Bastari mengatakan BPKP tidak menemukan ada masalah dalam proyek (e-KTP).

Hasil audit resmi BPK pada 2013 atas program E-KTP tahun 2011 dan 2012 (setelah E KTP mulai diterapkan) hanya menemukan potensi kerugian negara Rp 24,90 miliar. Potensi itu bisa hilang jika pihak pelaksana memperbaiki kewajibannya.

Rekomendasi BPKP dan BPK sudah diselesaikan dengan baik oleh kemendagri, proyek EKTP pun ditutup dengan status clean and clear. Ini adalah pendapat resmi karena memang persoalan pokok proyek #ektp sudah selesai.
.
Ada yang tak akan selesai di proyek #eKTP yaitu pengadaan blangko dan input baru. Hal ini karena jumlah penduduk bertambah dan setiap tahun ada yang berulang tahun ke-17 lalu mulai aplikasi #eKTP

Namun, KPK terus menyebutkan ada 2,3 T rupiah kerugian negara dalam kasus EKTP. Angka Rp. 2,3 T ini kemudian membuat kasus EKTP menjadi kolosal dan seolah melibatkan banyak orang. KhUsUnya DPR tempat bancakan uang rakyat!

Dalam kasus Novanto, keterangan KPK bahwa butuh waktu utk menghitung kerugian negara atas sangkaan pasal 2 dan 3 UU Tipikor sbgmn dlm kasus RJ Lino tak relevan lg.

KPK menggunakan keterangan seorang auditor dari BPKP (konon mantan pegawai KPK) dalam menentukan kerugian negara. Cangguh sekali seorang auditor tersebut mengalahkan temuan dua lembaga auditor resmi. Personal mengalahkan lembaga.

Agak lucu jika kita melihat kronologi proyek E KTP dimana BPKP terlibat secara intens untuk mengawasi proyek. Maka pantas jika temuan kelembagaan BPKP tdk ada masalah dalam kasus E KTP krn BPKP termasuk yg bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek.

Mendagri Gamawan fauzi saat itu terkenal sebagai seorang yg keras dan presisi dalam bekerja. Tiap langkah dalam pengerjaan proyek E KTP diaudit oleh BPKP. Dan semua audit BPKP lah yg menjadi dasar proyek dilanjutkan tahap demi tahapnya.

Gamawan adalah champion anti korupsi dari daerah: dipilih menjadi menteri setekah sukses memimpin daerahya di Sumatera barat. Seorang datuk yang dihormati dan dicintai rakyatnya...

Tapi sekarang, KPK akan memakai Nazaruddin untuk meyakinkan publik (selanjutnya hakim) bahwa Gamawan bersekongkol untuk merampok 2,3 T. Ini kelakuan biasa penyidik KPK. Pakai publik untuk menekan hakim.

Rakyat Indonesia pasti ingin tahu kasus2 ini secara terbuka. Mari kita dorong penyelidikan terbuka. Di pelindo 2 dan di #eKTP agar swmua jadi terang benderang.

.Agar keadilan menjadi milik semua orang dan segala warga negara bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan tercapai secara sempurna.

Bung @anasurbaningrum yth, Kehadiran kembali Nazaruddin oleh KPK adalah disain untuk melibatkan banyak orang...jika tidak melawan maka mati konyol... twitter.com/kompascom/stat…

mulai membuka mata Kita bahwa #eKTP adalah proyek partai berkuasa. Menurut saya sukses. Tapi gara2 disebut 2,3 T semua tiarap. Ini semua kelakuan Nazar dan KPK. Permufakatan jahat. metrotvnews.com/amp/lKYXxMWk-a…

Kepada LKPP yang dipimpin Agus Raharjo ini (11/8/2011 setelah tender) bisa membuktikan permainan mereka sejak awal di kasus #eKTP. pic.twitter.com/YHPPe8VUbJ

  Expand pic


Senin, 13 November 2017

SAYURAN ANTI KANKER

INSTITUT PENCEGAHAN KANKER MENGUMUMKAN RANKING SAYURAN ANTI KANKER :

01: UBI JALAR DIMASAK 98.7%
02: UBI JALAR MENTAH. 94.4%
03: ASPARAGUS. 93.9 %
04: BROCCOLI, 92.8%
05: KUBIS/CABBAGE. 91.4%
06: KEMBANG KOL. 90.8%
07: SELEDRI. 83.7%
08: TERONG. 74.0%
09: PAPRICA. 55.5%
10: WORTEL. 46.5%
11: GOLDEN CAULIFLOWER/KMBG KOL 37.6%
12: CAPSELLA/SHEPHERD'S PURSE 35,4%
13: KOL/KOHLRABI. 34.7%
14: MUSTARD. 32.9%
15: BRASSICA JUNCEA. 29.8%
16: TOMAT. 23.8%

TIPS UTAMA :

* SEMUA KENTANG MENGANDUNG KOLAGEN, TERUTAMA UBI JALAR KUNING PALING BANYAK.

* SEDANGKAN BAHAN ANTIKANKER PALING BANYAK ADALAH :
* UBI JALAR UNGU DAN
* JUICE LEMON HANGAT TANPA GULA.

Kamis, 09 November 2017

Laksamana Malahayati, Pahlawan Nasional Perempuan dari Aceh

Laksamana Malahayati, Pahlawan Nasional Perempuan dari Aceh

Reporter:

Antara

Editor:

Juli Hantoro

9 November 2017 15:59 WIB

00000

image: https://cdn.tmpo.co/data/2017/11/09/id_661515/661515_720.jpg

Laksamana Malahayati. Wikipedia.org

TEMPO.COJakarta - Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada empat tokoh pada peringatan Hari Pahlawan 2017.

Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional tersebut melalui Keputusan Presiden RI Nomor 115/TK/TAHUN 2017 tanggal 6 November 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.

Presiden Jokowi secara resmi menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada ahli waris dari empat tokoh yakni TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Laksamana Malahayati dari Provinsi Aceh, Sultan Mahmud Riayat Syah dari Kepulauan Riau, dan Lafran Pane dari Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca juga: Jokowi Beri Gelar Pahlawan Nasional pada 4 Tokoh, Ini Jasa Mereka

Salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional adalah Keumalahayati atau lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati.

Laksamana Malahayati adalah seorang muslimah yang menjadi laksamana perempuan pertama di dunia berasal dari Kesultanan Aceh.

Ia adalah putri dari Laksamana Mahmud Syah. Kakeknya bernama Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Kesultanan Aceh Darussalam sekitar tahun 1530-1539 M.

Sultan Salahuddin Syah merupakan putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530 M) yang merupakan pendiri Kesultanan Aceh Darussalam. Dari silsilah tersebut dapat diketahui bahwa laksamana Malahayati merupakan keturunan darah biru.

Pada tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.

Karirnya di medan tempur berawal dari dibentuknya pasukan "Inong balee" (janda-janda pahlawan yang telah syahid). Ia sendiri kehilangan suaminya yang gugur dalam pertempuran melawan Portugis.

Malahayati memimpin armada laut dengan 2.000 orang pasukan "Inong balee" berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda pada 11 September 1599.

Baca juga: KAHMI Usulkan Kakek Anies Baswedan Jadi Pahlawan Nasional

Ia juga berhasil menewaskan Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal, dan mendapat gelar "Laksamana" untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati.

Meski baru dianugerahi gelar pahlawan nasional pada peringatan Hari Pahlawan ke-72 pada 2017, namun namanya telah diabadikan sebagai penghargaan atas jasa-jasanya.

Namanya ditabalkan sebagai nama pelabuhan laut di Teluk Krueng Raya, Aceh Besar dengan nama Pelabuhan Malahayati.

Selain itu, salah satu kapal perang jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali (fregat) kelas Fatahillah milik TNI Angkatan Laut juga dinamakan KRI Malahayati.

Kapal perang ini dibuat di galangan kapal Wilton-Fijenoord, Schiedam, Belanda pada tahun 1980, khusus untuk TNI-AL.

Tidak hanya di dunia kelautan dan militer, tapi di dunia pendidikan namanya juga diabadikan sebagai nama universitas yang terdapat di Bandar Lampung yaitu Universitas Malahayati.

Kebesaran nama dan juga perjuangannya dihidupkan kembali dalam sebuah serial film Laksamana Malahayati yang menceritakan riwayat hidup Malahayati pada tahun 2007.

Nama Malahayati juga dipakai oleh Ormas Nasional Demokrat sebagai nama divisi wanitanya dengan nama lengkap Garda Wanita Malahayati.

Bahkan baru-baru ini warga Aceh di perantauan mengusulkan nama pahlawan Aceh, Laksamana Keumalahayati menjadi nama jalan di Jakarta.

Penasihat Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (PP-TIM) Mustafa Abubakar menyatakan usulan itu sangat mungkin dilaksanakan. Sebelumnya pada era Gubernur DKI Jakarta Surjadi tahun 1990-an disahkan dua nama pahlawan Teuku Panglima Polem dan Sultan Iskandar Muda sebagai nama ruas jalan protokol di Jakarta.

Minim Pahlawan Perempuan Saat ini sebanyak 169 tokoh telah dianugerahi gelar pahlawan nasional, namun baru 12 di antaranya perempuan.

Dengan dianugerahinya gelar pahlawan nasional kepada Laksamana Malahayati, maka bertambah menjadi 13 perempuan. Bertambahnya empat tokoh yang mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 2017, menjadikan jumlah total pahlawan nasional kini sebanyak 173 orang.

Minimnya pahlawan nasional perempuan mendorong Kongres Wanita Indonesia (Kowani) mengusulkan pejuang perempuan asal Aceh Laksamana Malahayati sebagai calon pahlawan nasional.

"Hingga saat ini dari 169 pahlawan nasional, baru 12 di antaranya perempuan. Karena itu kami mengusulkan Laksamana Malahayati untuk mendapat penghargaan dari pemerintah sebagai pahlawan nasional," kata Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo di Jakarta, pada Kowani fair yang dilaksanakan 1 Juni lalu.

Menurut dia, pejuang perempuan yang bernama Keumalahayati dan merupakan keturunan Kesultanan Aceh tersebut sudah diakui dunia, maka selayaknya pemerintah memberikan penghargaan dengan gelar pahlawan nasional.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pahlawan nasional adalah gelar yang diberikan pemerintah kepada seorang Warga Negara Indonesia yang semasa hidupnya melakukan tindak kepahlawanan dan berjasa luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara yang semasa hidupnya tanpa cela.

Read more at https://nasional.tempo.co/read/1032231/laksamana-malahayati-pahlawan-nasional-perempuan-dari-aceh?utm_source=Digital%20Marketing&utm_medium=Facebook&utm_campaign=Nasional_O#RUA4jPYxyqHoqTGD.99

Mengapa Lafran Pane?

Mengapa Lafran Pane?

Profesor Lafran Pane

     

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hadi Supeno *)

Mengapa Prof Drs H Lafran Pane ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Tahun 2017 oleh Presiden RI Joko Widodo tanggal 9 November ini? Siapakah Lafran Pane?

Begitu banyak pertanyaan terlontar di kalangan masyarakat awam berkait informasi nama-nama yang ditetapkan memperoleh anugerah Pahlawan Nasional dalam rangkaian Peringatan Hari Pahlawan 2017.

Sesungguhnya, nama marga Pane bukan asing di telinga kita kaum terpelajar. Ada Sanusi Pane, sasterawan Angkatan Pujangga Baru yang tak pernah terlewatkan dikenalkan oleh para guru Bahasa Indonesia. Kumpulan puisinya dalam “Puspa Mega” dan “Madah Kelana” sangatlah terkenal.

Juga ada nama Armijn Pane, yang  mashur karena novelnya “Belenggu”, juga dialah yang menterjemahkan surat-surat RA Kartini dan sahabatnya di negeri Belanda Ny Abendanon, yang oleh Armijn Pane diberi judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Lalu siapa Lafran Pane? Sanusi Pane dan Armijn Pane sangat populer karena menekuni dunia sastera, dunia publikasi karya-karya kreatifnya. Dan memang ketiga Pane ini bersaudara, lahir dari tokoh dan budayawan Sutan Pangurabaan Pane.

Lafran Pane tidak sepopuler dua kakaknya karena ia memilih jalan sunyi, cenderung asketis sepanjang perjuangan hingga akhir hayatnya.

Yang dilakukan pria kelahiran 5 Februari 1922 adalah pilihan perjuangan untuk terjun secara langsung dalam kancah politik nasional untuk membela Negara Republik Indonesia yang baru berdiri.

Di awal Pebruari 1946, di kota di mana ia menempa diri sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi Islam (STI) Yogyakarta, bersama beberapa temannya, Lafran Pane Muda mendirikan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Nasionalis religius

Dalam AD/ART pertama disebutkan, bahwa HMI didirikan dengan dua tujuan: 1. mempertahankan Negara Republik Indonesia; 2. menegakkan dan mengembangkann ajaran agama Islam. Namun menurut sejarawan Muslim Agussalim Sitompul, landasan pemikiran kelahiran HMI jauh lebih luas daripada yang tercantum di dalam AD/ART HMI.

Landasan pemikran tersebut meliputi: 1. Penjajahan Belanda atas Indonesia dan tuntutan kemerdekaan. 2. Kesenjangan dan kejumudan umat Islam dalam pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan serta pengamalan agam Islam. 3. Kebutuhan akan pemahaman dan penghayatan keagamaan. 4. Munculnya polarisasi politik. 5. Berkembangnya paham dan ajaran komunis. 6. Kedudukan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis. 7. Kemajemukan Indonesia. 8. Tuntutan modernisasi dan tantangan masa sepan.

Elan gerak HMI tidak semudah yang diinginkan para pendirinya karena pendudukan Belanda pada 19 Desember 1948 telah membungkam semua aksi pergerakkan termasuk organisasi-organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan.

Ideologi Pancasila

Namun demikian Lafran Pane tetap konsisten mengendalikan HMI, walaupun hanya berdua bersama Dahlan Ranuwiharjo. Di tengah tarikan berbagai ideologi, Lafran Pane tetap istiqomah memilih Pancasila sebagai ideolgi negara, dengan nilai-nilai Islam sebagai pengisinya.

Usai masa revolusi, ketika ibukota RI kembali ke Jakarta, dinamika organisasi diserahkan kepada kader-kader penerusnya. Sementara Lafran Pane tetap di Jogjakarta, menekuni dunia pendidikan, menjadi dosen di IKIP Yogyakarta.

Kehadiran HMI di awal kemerdekaan Indonesia bukan semata-mata menggalang kekuatan intelektual Muslim untuk membela Republik Indonesia, tetapi Juga menjadi legitimasi penerimaan Pancasila sebagai ideologi negara oleh kalangan Islam.

Menurut mantan Ketua Umum PB HMI 1976-1979 Chumaedy  Syarif  Romas kehadiran HMI menjadi semacam sintesis aliran-aliran pemikiran masyarakat Indonesia saat itu, baik sintesa Nasionalisme dan Islamisme, maupun kelompok-kelompok dalam Islam itu sendiri yang beraneka ragam.

Lafran Pane yang lahir dari keluarga nasionalistik dan muslim berkontribusi kuat bagi pemikiran, dan kehidupan pribadinya. (Romas, 2009). Kesadaran berjamaah, berorganisasi dan mendirikan HMI berpijak pada sintesa antara kesantrian dan nasionalisme. Antara keduanya dicobanya untuk dikonstruksikan secara ideologis dalam wadah HMI.

Dari sini tampak betapa pemikran Lafran Pane telah mendahului jamannya, yang di kelak kemudian hari, saat dimana ideologi Pancasila dalam beberapa momen dipertanyakan kembali, HMI kokoh pada pijakan ideologis saat berdiri: membela Republik Indonesia berdasarkan Pancasila.

Gagasan itu menjadi virus endemis yang membius, menembus batas-batas kampus di seluruh tanah air. HMI menjadi organisasi ekstra kampus paling besar dari lahir hingga sekarang ini.

Bukan ulama

Lafran Pane memilih HMI sebagai organisasi kader, dengan sistem kaderisasi berjenjang dan berkesinambungan. Ia menolak HMI sebagai organisasi massa atau organisasi politik. HMI mentasbihkan diri sebagai organisasi independen.

Lafran Pane memang bukan lahir dari pesantren. Ia bukan nasab Kyai, ulama, atau habib. Ia belajar Islam dari literatur-literatur bahasa Belanda dan Inggeris. Namun, ghirah kesantriannya tak pernah diragukan oleh siapapun.

Tak pelak, HMI menjadi wadah berhimpunnya Islam aneka ragam. Dari Islam abangan, Islam mualaf, Islam kiri, Islam moderat, Islam kanan, Islam santri tulen, sampai Islam fundamental dan radikal, juga dari latar belskang Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Serikat Islam atau Persis, semua bisa berhimpun di sini. Mereka saling belajar, saling menerima dan memberi ilmu pengetahuan dan semangat juang, dan tak jarang bertarung sengit mempertahankan argumentasi intelektuslitasnya seperti tercermin dari polemik tajam Sekularisasi antara Nurkholis Madjid-Djohan Effendi dengan para penantangnya terutama HM Rasyidi-Ridwan Saidi dan kawan-kawan lainnya.

Istiqomah independen

Dari seorang Lafran Pane kini beserak kader-kader HMI di mana-mana, di pemerintahan, di legislatif, di LSM, di wiraswasta, dan semua bidang kehidupan.

Semangat intelektualitas Lafran Pane ditunjukkan dengan sifat konsisten yang tak tergoyahkan bila yakin bahwa argumentasinya benar. Tidak pandang lawan debatnya pimpinan, kawan, mahasiswa, atau kader HMI sendiri, ia akan katakan tidak kalau bertentangan dengan keyakinan kebenaran dirinya.

Di tahun 1970, saat ia menerima gelar profesor, dalam pidato pengukuhannya Lafran melawan arus utama saat itu dengan mengatakan bahwa UUD 1945 bisa diubah. Padahal, rezim Suharto mensakralkan UUD 1945 dan mendoktrin masyarakat bahwa UUD 1945 tidak bisa diubah.

Menolak pemberian

Yang tak pernah terlupakan dari orang-orang yang mengenalnya adalah, ia hidup dalam kesederhanaan total; di rumah, di tempat kerja, dan dalam pergaulan sosial.

Ia menolak semua pemberian dari kader-kadernya yang telah hidup sukses secara ekonomi. Ia tolak tawaran mobil, rumah, uang, dengan alasan apapun dsn dari siapapun.

Penulis orang yang beruntung bisa mengenal dan beberapa kali bercakap dengan sosok religius ini. Sebagai guru besar ia ke kampus atau kemana-mana naik sepeda angin. Bajunya, sepatunya, kaca matanya, itu-itu saja. Bahkan hingga meninggal, ia masih di rumah dinas IKIP Yogyakarta tempat ia mengabdi sebagai PNS.

Ia teladan kehidupan. Ia model cendekiawan ideal yang dibutuhkan bangsa yang masih terbalut kemiskinan akut. Dalam buku karya Hariqo WS :“Lafran Pane..”, 2009, misalnya seorang kadernya bertutur saat akan dilantik menjadi anggota Dewan Pertumbangan Agung, menolak menerima fasilitas jas baru. Alasannya, bekerja belum, mengapa sudah menerima jas baru.

Bahkan, penetapan dirinya sebagai Pendiri HMI di masa kepengurusan PB HMI di bawah Akbar Tanjung sempat ditolak dengan alasan perbuatan “riya”. Namun atas dasar kemaslahatan Organisasi, akhirnya ia menerima dengan terpaksa penetapan Lafran Pane sebagai pendiri HMI.

Baginya Indonesia ke depan harus Indonesia yang bebas dari feodalisme, bersendikan moral agama, bebas korupsi kolusi dan nepotisme. Untuk mewujdkan hal itu, para pemimpin harus menjadi teladan hidup sederhana, menjauhi aji mumpung, apalagi melakukan tindakan tercela.

Merwat warisan

Dengan peran yang begitu besar di masa perjuangan kemerdekaan, dengan efek penciptaan kader-kader bangsa yang begitu masif, dan dengan keteladanan hidup yang komplit, layaklah bila negara memberikan anugerah Pahlawan Nasional.

Beban berat justeru ada pada kita, untuk menjadikan kehidupan Lafran Pane sebagai model. Ini bukan hal mudah, ketika kita hidup dalam kepungan hedonisme dan bingkai-bingkai pencitraan untuk kekuasaan, bahkan pembenaran ilmu pengetahuan. Para alumni HMI yang terstigma selalu dekat dengan kekuasaan perlu memahami betul, sosok pendiri HMI yang kini menjadi panutan seluruh bangsa Indonesia, tak hanya HMI.

Marilah kita rawat warisan agung Pahlawan Nasional Prof Lafran Pane. Selamat untuk semuanya. Yakin usaha sampai.

*) Ketua HMI Korkom IKIP Yogyakarta, Tahun 1982

Rabu, 01 November 2017

ANDI MATTALATTA, "Bapak SKI AIR INDONESIA"

ANDI MATTALATTA, "Bapak SKI AIR INDONESIA"

Tuesday, November 6, 2007

PERISTIWA-PERISTIWA PENTING pada PERKEMBANGAN SKI AIR di INDONESIA.

1. October 1952 :
Belajar main SKI AIR di Pare2, dan kemudian mengembang­ kan diseluruh Kota-pantai di Sulselra.

Andi Mattalatta melakukan 'handstand' diatas papan ski.
2. Mei 1954 :
Membentuk SKI CLUB Makassar dan menempati Tanah disebelah Selatan dari Kolam Renang ZWEMBAD DE HARMONIE dan mendirikan rumah Club semi-permanent.

Anggota-anggota POPSA yang Pertama dibentuk, didepan Gedung POPSA dipantai pelabuhan Makassar.

3. 10 Februari 1957 :
Mensyahkan berdirinya Olahraga Perairan Indonesia/Sulawesi dengan nama PERSATUAN OLAHRAGA PERAHU-MOTOR DAN SKI AIR di­ singkat POPSA Makassar lengkap dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, dan me-resmikan pula pemakaian Ge­dung Perkumpulan yang baru selesai dibangun.

4. 4 - 7 Mei 1957 :
POPSA Makassar bersama dengan PRSI Pengda Sulsel mengadakan FESTIVAL AIR di Makassar, dengan WATER SKI SHOW, perlombaan Renang dari POPSA kepulau Lae-Lae p.p.; pemilihan Puteri Duyung dengan persyaratan/penguasaan : Renang Gaya Bebas, gaya Dada, gaya Punggung, gaya Kupu-Kupu; menyelam jarak jauh, dan menyelam Orientasi dibawah Air; menguasai menja­ lankan Motorboat Balap; pemilihan Puteri Bajubodo, Bazaar, dan Pameran Alat2 SKI AIR dan Type2 Motorboat-Balap. Juga diperlombakan Dayung Lepa2, Layar perahu Sande dan Yachting.

5. 8 s/d 11 Aug. 1957 :
POPSA Makassar mengadakan demonstrasi SKI AIR pada Interport Regatta yang diadakan oleh Perkumpulan Olahraga Perairan orang Belanda "DE BRANTAS" di Surabaya. POPSA Makassar juga mengikuti lomba Power Boating.

6. 28 Sept. s/d 6 Oct. 1957 :
POPSA Makassar mengadakan WATER SKI SHOW pada Pembukaan PON IV di pantai Losari Makassar, ditonton oleh Bapak Presiden Negara Kesatuan Repub1ik Indonesia DR.Ir.Soekarno bersama seluruh Rombongan. PangDam/Ketoea Penguasa Perang SST Letkol.lnf.Andi Mattalatta mendemonstrasikan KITE SKIING dan Motorboat Jumping.


7. 1 - 7 Juli 1958 :
POPSA Makassar mengadakan WATER SKI SHOW pada Pembukaan Pekan Olahraga Angkatan Darat Kodam SST di Makassar. Juga diperlombakan Dayung Lepa-Lepa serta perahu layar Sande dan Yachting. Kite Skiing dan Motorboat Jumping didemonstrasikan oleh Letkol.lnf.Andi Mattalatta.

8. 30 Augustus 1958 :
POPSA Makassar mengadakan ENDURANCE WATER SKI TOUR ke Pare­ Pare p. p.

9. 12 s/d 19 Oct.1958 :
POPSA Makassar mengadakan WATER SKI SHOW pada Pembukaan PORDA 1 di Makassar. Juga diadakan lomba Powerboating, lomba Dayung Lepa-Lepa, lomba layar perahu Sande dan Yachting. Andi Matta1atta mendemonstrasikan Kite Skiing dan Motorboat Jumping.

10. 21 s/d 23 Augustus 1959 :
Interport Regatta di Tg. Priok Jakarta yang Pertama dise­lenggarakan oleh PEROPI (Persatuan Olahraga Perairan Indo­nesia yang baru saja dibentuk dan diresmikan oleh K.O.I. (Komite Olympiade Indonesia) PUSAT. POPSA Makassar menga­dakan WATER SKI SHOW dan mengikuti lomba Powerboating. Mo­torboat Jumping didemonstrasikan oleh Andi Mattalatta.

11. 7 s/d 14 Augustus 1959 :
Penyelenggaraan Pekan Olahraga dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-VIII Yon 710 Kodam XIV/Hasanuddin, bertempat di Polewali. POPSA Makassar mengadakan WATER SKI SHOW. Juga diadakan lom­ba dayung Lepa-Lepa dan Cano, serta lomba layar perahu Sande. Motorboat Jumping didemonstrasikan oleh Pangdam XIV/Hasanud­din Ketua Penguasa Perang Daerah Militer Sulselra Kolonel Inf.Andi Mattalatta.

12. 17 s/d 25 Oktober 1959 :
Kite Skiing dan Motorboat Jumping didemonstrasikan oleh Panglima/Ketua PEPERDA Kodam XIV/Hasanuddin Kolonel Andi Mattalatta.

13. 21 s/d 24 Augustus 1960 :
POPSA Makassar menyelenggarakan Interport Regatta ke-II/60 di Makassar dan COPRA MARATHON RACES I. dari Makassar me­ngangkut Kopra ke Tg. Priok Jakarta. Pada pembukaan diada­kan WATER SKI SHOW oleh POPSA Makassar. Juga diadakan lomba Power Boating, lomba dayung Lepa-Lepa dan Cano, lomba layar perahu Sande dan Yachting. Pada pesta Olahraga Perairan ini Pertama kalinya diadakan Lomba SKI AIR dengan event SLALOM saja. Motorboat Jumping didemonstrasikan oleh Panglima/Ketua PEPERDA Kodam XIV/Hasanuddin Kolonel Inf. Andi Mattalatta. Juga diadakan Interport FAIR dengan pameran Produksi Daerah serta memamerkan pula Alat2 SKI AIR dan type Power-Boating, alat2 Scuba/Skin Diving dan lain2 alat2 Olahraga Perairan .

14. 15 s/d 21 October 1960 :
POPSA Makassar mengadakan WATER SKI SHOW pada Pembukaan PORDA III/60 di Pare-Pare. Tournament SKI AIR ke-II/60 di­adakan dengan 2 event yaitu SLALOM dan TRICKS. Juga diadakan lomba dayung Lepa-Lepa dan Cano, lomba Layar perahu Sande dan Yachting.

15. 28 s/d 30 Juli 1961 :
POPSA Makassar mengadakan WATER SKI SHOW pada Pembukaan Interport Regatta ke-III/61 di Surabaya. Juga mengambil ba­gian pada lomba Power Boating. Motorboat Jumping dide­monstrasikan oleh Andi Mattalatta.

16. Mei 1962 :
POPSA Jakarta dibentuk. Rombongan dari Makassar mengadakan WATER SKI SHOW di Tg. Priok Jakarta.

17. Augustus/September 1962 :
Pada ASIAN GAMES IV/62 di Jakarta, SKI AIR berstatus sebagai event Demonstrasi. Intern sebagai Tournament Nasional dengan 3 event: Slalom, Tricks dan Jumping. Motorboat Jumping di­ demonstrasikan oleh Andi Mattalatta.

18. 13 s/d 20 November 1963 :
Pada GANEFO I/63 di Jakarta, SKI AIR berstatus sebagai event Demonstrasi. Intern sebagai Tournament Nasional dengan 3 event : Slalom, Tricks dan Jumping. Motorboat Jumping di­ demonstrasikan oleh Andi Mattalatta.

19. Augustus 1965 :
PANORAB Hankam menyelenggarakan JAKARTA WATER SKI OPEN CHAMPIONSHIPS 1/1965 dalam rangka Peringatan Hari Kramat 17 Augustus 1945 di Tanjung Priok Jakarta.

20. Augustus 1966 :
PANORAB Hankam menyelenggarakan JAKARTA WATER SKI OPEN CHAMPIONSHIP, dalam rangka Peringatan Hari Kramat 17 Augus­tus 1945 di Tg. Priok Jakarta.
Mendapat undangan dari Hongkong untuk Friendly Games SKI AIR. Mengirim Coach SKI AIR Mallarangeng dari Pare-Pare ke Pon­tianak atas permintaan Letkol. Inf. Andi Oddang di Pontianak.

21. 25 Juni s/d 2 Juli 1967 :
Pada Penyelenggaraan Interport Regatta ke-VI/67 di Tg.Priok Jakarta, SKI AIR diperlombakan dengan 2 event saja : SLALOM dan TRICKS.

22. 20 s/d 25 Augustus 1968 :
Pada penyelenggaraan Interport Regatta ke-VII/68 di Tg.Priok Jakarta, SKI AIR diperlombakan dengan 2 event saja : SLALOM dan TRICKS .

23. 26 Augustus s/d 6 Sept.1969 :
Pada Penyelenggaraan PON VII/69 (PON Politik) di Surabaya, yang tujuannya mempersatukan kembali semua Golongan Pemuda melalui Gerakan Olahraga, semua Cabang Olahraga anggota KONI PUSAT dipertandingkan.
SKI AIR dipertandingkan dengan event SLALOM dan TRICKS saja. SKI JUMPING didemonstrasikan oleh POPSA Makassar. Motorboat JUMPING didemonstrasikan oleh Andi Mattalatta.

Andi Hermien Mattalatta, Juara Umum Ski Air Wanita pada PON VII/1969 di Surabaya


24. 19 s/d 25 Augustus 1970 :
POPSA Makassar mengikuti Kejurnas SKI AIR Kelompok Umur dan JATILUHUR WATER SKI OPEN CHAMPIONSHIPS I & POWER BOAT OPEN CHAMPIONSHIPS I. POPSA Makassar Juara Umum I.

25. 19 Desember 1971 :
SKI AIR mendapat pengakuan dari KONI PUSAT selaku INDUK CA­BANG OLAHRAGA (TOP-ORGANISASI) anggota KONI PUSAT dengan nama PERSATUAN SKI AIR SELURUH INDONESIA disingkat PSASI.

26. 20 s/d 27 Augustus 1972 :
Konggres Pertama (I.) dan Kejurnas Pertama (I.) Kelompok Umur PSASI di Makassar diikuti oleh seluruh 19 Pengda. Pengda Sul­Sel Juara Umum I.

27. 9 Mei 1973 :
Endurance WATER SKI TOUR melalui route Kustvaart dari Ujung Pandang ke Pare2 dengan 5 atlit Putera dan 2 Atlit Pu­teri (Andi Radlia Mattalatta dan Ratnasari Junus/almh).

28. 10 Mei 1973 :
POPSA Makassar menyelenggarakan WATER SKI SHOW dan kemudian Tournament SKI AIR VETERAN di Pare-Pare.

29. Mei 1973 :
Philipina dan MARCOS CUP Open WATER SKI CHAMPIONSHIPS dise­lenggarakan oleh PHILLIPINE WATER SKI ASSOCIATION, di Philipina. Ketua UMUM PB. PSASI Andi Mattalatta hanya mengirim 1 atlit Putri Junior (11 thn) INAWATI yang menggemparkan karena berhasil meraih 4 medali emas.

30. 4 s/d 15 Augustus 1973 :
POPSA/PSASI Sulsel mengikuti PON VIII/73 di Jakarta dengan 3 event: SLALOM, TRICKS dan JUMPING. Juga mengikuti lomba yachting dan windsurfing serta Power Boat races.

31. 12-13 Mei 1974 :-
POPSA/PSASI Sulsel mengadakan FESTIVAL SKI AIR, serta menga­dakan MALAM DANA dengan muziek & Nyanyi oleh Andi Meriem Mattalatta dengan kawan2, serta mengadakan Bazaar, pameran Alat-alat SKI AIR, alat-alat POWER BOAT, alat-alat SCUBA/ SKIN DIVING, dan Coaching Klinik untuk SKI AIR, POWER BOA­ TING, SCUBA/SKIN DIVING.

32. Mei 1974 :
Philippine WATER SKI ASSOCIATION menyelenggarakan SOUTH EAST ASIAN & MARCOS CUP WATER SKI TOURNAMENT. Pertama kali Ketua Umum P.B. PSASI Andi Mattalatta mengirim 2 Team yang lengkap yang atlit-atlitnya terdiri dari Ujung Pandang, Kendari, Manado, Riau, Jakarta, Semarang dan Surabaya. Seluruh Tournament didominir oleh kedua Team Indonesia dan keluar sebagai Juara Umum I. dan memenangkan pula MARCOS CUP.

Andi Ilhamsyah Mattalatta, salah satu andalan pemain Slalom Indonesia pada MARCOS Cup di Philipina.


33. 9 s/d 12 Augustus 1974 :
WATER SKI FESTIVAL dan WATER SKI FAIR, diselenggarakan oleh POPSA bersama Pengda PSASI Sulsel. POPSA Makassar mengadakan WATER SKI SHOW, dan Pengda PSASI Sulsel menyelenggarakan COACHING CLINIC untuk macam-macam Olahraga Perairan.
Kite Skiing (Kite Riying). dan Motorboat Jumping didemon­strasikan oleh Andi Mattalatta.

34. 17 s/d 26 Maret 1975 :.
P.B. PSASI mengadakan Coaching Clinic untuk SKI AIR, bertem­pat di Gedung POPSA Makassar, diikuti oleh 13 Pengda dan ba­nyak Pelatih2 dari Cabang Olahraga Perairan yang lain. Para Pengajar adalah Andi Mattalatta bersama beberapa orang Pengu­rus P.B.PSASI, Dokter dan ahli massage dari KONI PUSAT.

35. 1 s/d 7 September 1975 :
4th WORLD WATER SKI CHAMPIONSHIPS 1975/1977, diselengga­rakan oleh The WORLD WATER SKI UNION, bertempat di THORPE WATER PARK, SURREY, ENGLAND. Ketua Umum P.B. PSASI Andi Mattalatta selaku Anggota (baru) diundang untuk ikut serta menghadiri Congress-nya dan ikut pula mengambil bahagian pada demonstrasi SKI AIR dan KITE -FLYING.
Kehadiran Andi Mattalatta pada konggres ini memberi pengaruh yang sangat besar pada perkembangan SKI AIR di Indonesia.
Pada tgl.16 Augustus 1974 P.B. PSASI mengajukan Surat Per­mohonan kepada The WORLD WATER SKI UNION untuk menjadi Anggota. Pada tgl.17 Maret 1975 diterima menjadi Anggota The World Water Ski Union dan dimasukkan dalam Group III ASIA FASIFIK yang di­ ketuai oleh John Wigglesworth beralamat 6 Kitchener Street Auck­ land 1, Zew Zealand.

36. 2 s/d 8 Augustus 1975 :
3-rd SOUTH EAST ASIAN WATER SKI CHAMPIONSHIPS and The MARCOS CUP, berlangsung di Bedugul Bali, diselenggarakan oleh SOUTH EAST ASIAN WATER SKI ASSOCIATION, P.B. PSASI sebagai pelak­sana. Team Indonesia Juara Umum I. dan memenangkan pula MAR­COS CUP.

37. 22 s/d 25 Augustus 1975 :
POPSA/PSASI Sulsel mengikuti Kejuaraan Kelompok Umur PSASI diselenggarakan oleh P.B. PSASI bertempat di danau Sunter(?) Jakarta, dengan 3 event :SLALOM, TRICKS, JUMPING.

38. 24 s/d 27 Juni 1977 :
POPSA/PSASI Sulsel mengikuti Kejurnas Kelompok Umur PSASI dan Pra Kwalifikasi PON IX/77, diselenggarakan oleh P.B. PSASI, berlangsung di danau Bedugul Bali.

39. 23 Juli s/d 3 Augustus 1977 :
POPSA/PSASI Sulsel mengikuti PON IX/77 di Jakarta, dengan 3 event : SLALOM, TRICKS dan JUMPING. POPSA Makassar mengi­kuti juga event: Balap Motorboat, Layar, Windsurfing, Dayung dan Menyelam.

40. 5 s/d 11 September 1977 :
5-th SOUTH' EAST ASIAN WATER SKI CHAMPIONSHIPS diselenggararakan oleh SINGAPORE WATER SKI ASSOCIATION, bertempat di Singa­pore dengan 3 event: SLALOM, TRICKS, JUMPING. Indonesia Juara Umum I.

41. 22 s/d 29 September 1978 :
6-th SOUTH' EAST ASIAN WATER SKI CHAMPIONSHIPS diselenggararakan oleh SINGAPORE WATER SKI ASSOCIATION, bertempat di Singa­pore dengan 3 event: SLALOM, TRICKS, JUMPING. Indonesia Juara Umum I.
Pada Penutupan Tournament, semua Juara2 Pertama dimasing­ masing event, ditugaskan mengadakan demonstrasi. Team dari U.S.A. mengadakan WATER SKI SHOW yang sangat mengagumkan dengan berbagai gerakan akrobatik perorangan dan berkelom­pok. Juga didemonstrasikan Water Ski, Power boat racing Aircraft Foil and Hovercraft racing.

42. September 1978 :
7-th SOUTH EAST ASIAN WATER SKI CHAMPIONSHIPS, diselengga­rakan oleh Malayan WATER SKI ASSOCIATION bertempat di Malay­sia dengan 3 event: SLALOM, TRICKS, JUMPING. Indonesia Juara Umum I.

43. Augustus 1978 :
P.B. PSASI mengirim peninjau ke Congress &. WORLD WATER SKI CHAMPIONSHIPS di Italia.

44. 11 s/d 16 April 1978 :
GROUP III. WORLD WATER SKI CHAMPIONSHIPS, diselenggarakan di WANGANUI NEW ZEALAND. P.B. PSASI mengirim TEAM dan me­ngikuti juga Congress-nya. Indonesia Juara Umum III, jaitu dibawah Australia dan New Zealand.

45. 4 s/d 8 Juli 1979 :
POPSA/PSASI Sulsel mengikuti Kejurnas Kelompok Umum PSASI dan JATILUHUR OPEN CHAMPIONSHIPS III and POWER BOATING Tournament, diselenggarakan oleh DIREKSI P.N. JATILUHUR, bertem­pat di Bendungan Jatiluhur Jabar.

46. 25 s/d 28 October 1979 :
POPSA Makassar mengadakan WATER SKI SHOW pada PORDA V/79 di Ujung Pandang. Tournament SKI AIR diselenggarakan dengan 3 event SLALOM, TRICKS, JUMPING. POPSA Makassar juga tu­rut berlompa pada : Power Boating, Layar Yachting dan perahu Sande, dayung Cano dan Lepa2, dan perahu Motor Katinting. Motorboat Jumping didemonstrasikan oleh Andi Mattalatta.

47. 11 s/d 15 September 1980 :
POPSA/PSASI Sulsel mengikuti Kejurnas Kelompok Umur PSASI ke-IV/80, bertempat di Solorejo Malang Jatim.

48. 22 September s/d 5 October 1980 :
Penataran Pelatih SKI AIR & POWER BOATING se-Indonesia Timur diselenggarakan oleh POPSA Makassar di Ujung Pandang. Pada Penutupan, oleh POPSA Makassar diadakan WATER SKI SHOW dan balap Power Boating.

49. 15 Augustus 1982 :
POPSA/PSASI Sulsel mengadakan WATER SKI SHOW di Ujung Pandang dalam rangka memperingati Hari Keramat 17 Augustus 1945. Juga diadakan lomba : Power Boating, Cano dan perahu Lepa2, Yachting dan perahu Sande dan perahu motor Katinting.

50. 27 October s/d 1 November 1982 :
POPSA/PSASI Sulsel mengikuti Kejurnas Kelompok Umur PSASI ke-V/82, diselenggarakan oleh P.B. PSASI di Bedugul Bali.

51. 17 April 1983 :
POPSA/PSASI Sulsel mengadakan WATER SKI SHOW di Barru. Kite Flying didemonstrasikan oleh Andi Kariem Beso.

52. 24 April 1983.
POPSA/PSASI Sulsel mengadakan WATER SKI SHOW di Pare2. Juga diadakan demonstrasi lomba Cano dan Windsurfing. Kite Flying didemonstrasikan oleh Ir. Andi Karim Beso.

53. 24 September s/d 1 October 1983 ::
PORDA ke-VII/83 diselenggarakan di Majene. POPSA/PSASI Sulsel mengadakan WATER SKI SHOW dengan diikutsertakan Atlit2 Veteran: Andi Mattalatta, Alim Bachri·Kr.Rewa, Andi Unru, Andi Patonangi. Lomba SKI AIR diadakan dengan 2 event saja: “SLALOM dan TRICKS", Olahraga Perairan yang diperlombakan Renang dengan Snorkel, Orientasi dibawah permukaan Air, Cano Lepa2, Layar perahu Sande, Yachting, Windsurfing.

54. 2 s/d 9 October 1983 :
POPSA/PSASI Sulsel mengikuti Kejurnas Kelompok Umur PSASI ke-VI/83, diselenggarakan oleh P.B. PSASI di Bedugul Bali.

55. 10 s/d 14 October 1984 :
POPSA/PSASI Sulsel mengikuti Kejurnas Kelompok Umur PSASI ke-VII/84 dan Pra Kwalifikasi PON XI/85 di Bedugul Bali.

56. 15 s/d 21 October 1985 :
SOUTH EAST ASIAN WATER SKI CHAMPIONSHIPS, diselenggarakan oleh P.B. PSASI bertempat di Bedugul Bali. Indonesia Juara Umum I.

57. 9 s/d 21 September 1985 :
POPSA/PSASI Sulsel mengikuti PON XI/85 bertempat di danau Sunter Jakarta.

58. 2 s/d 6 October 1986 :
POPSA/PSASI Sulsel mengikuti Kejurnas Kelompok Umur PSASI ke-VIII/86 diselenggarakan oleh P.B. PSASI bertempat di da­nau Bedugul Bali.

59. 12 s/d 14 October 1986 :
GROUP III. WORLD WATER SKI CHAMPIONSHIPS and The VIII-th SOUTH EAST ASIAN OPEN, diselenggarakan oleh P .B. PSASI di danau Bedugul Bali.

60. 19 s/d 26 October 1986 :
PORDA ke-VII/86 diselenggarakan oleh KONI Sulsel di Ajang­ Tappareng/Pare2. POPSA/PSASI Sulsel mengadakan WATER SKI SHOW dan mengikutsertakan Atlit2 Veteran : Andi Mattalatta, Andi Unru, Andi Patonangi, Habibseng dll. Juga diperlomba­ kan: Cano, Lepa2, Yachting, perahu Sande dan Windsurfing.

61. 5 s/d 8 Januari 1989 :
POPSA/PSASI Sulsel mengikuti Kejurnas Kelompok Umur PSASI ke-IX/89 dan Pra Kwalifikasi PON XII/89, diselenggarakan oleh P.B. PSASI bertempat di danau Bedugul Bali.

62. 18 s/d 28 October 1989 :
POPSA/PSASI Sulsel mengikuti PON XII/89, diselenggarakan didanau Sunter Jakarta.

63. 17 Februari 1991 :
POPSA mengadakan kursus SKI AIR bertempat di klub POPSA Makassar diprakarsai dan dipimpin oleh Andi Ilham Mattalatta .

64. 30 Juni s/ d 9 Juli 1991 :
POPSA/PSASI SulSel mengikuti Kejurnas Kelompok Umur PSASI ke X/91, diselenggarakan oleh PB. PSASI di Selorejo Malang.

Ujung Pandang, 17 Agustus 1992,

Disusun oleh :

H. Andi Mattalatta (May. Jend. Purn)

RADLIA MATTALATTA at 3:44 PM

SEJARAH PERKEMBANGAN SKI AIR di INDONESIA.

SEJARAH PERKEMBANGAN SKI AIR di INDONESIA.

Berdirinya Ski Air di Indonesia adalah merupakan inspirasi dari Andi Mattalatta untuk mengajarkan kepada para prajurit TNI (Tentara Nasional Indonesia) bagaimana cara "berenang" sebagai salah satu cara untuk mengamankan dan mempertahankan Negara dari gangguan penjajah dan pemberontak. Banyaknya jumlah pulau-pulau dinegara kita Republik Indonesia inilah yang juga memicu berkembangnya Ski Air di Indonesia.

Pada tahun 1950, Pemerintah RIS (Republik Indonesia Serikat) mendirikan satu Divisi APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) yang masih bernaung dibawah nama TNI dan diberi nama “Gerakan Pertiwi”. Adapun maksud pembentukan DIVISI ini adalah untuk “mengambil alih tanggung jawab Keamanan di Wilayah Indonesia Timur”. “Gerakan Pertiwi” yang didirikan ini berada dibawah pimpinan Operasi, Kolonel A.E Kawilarang dengan komando-komando team tempur antara lain: LetKol. Inf. J.F. Warouw, LetKol.Inf. Soeharto (Presiden Pertama N.K.R.I), Mayor Inf. Andi Mattalatta dan LetKol. Inf. Soekawati.

Divisi “Gerakan Pertiwi” ini mendarat secara serentak pada tanggal 26 April 1950 didaerah tanggung jawab masing-masing, yaitu: Team Tempur Andi Mattalatta mendarat disektor Pantai Barat, Team Tempur J.F. Warouw di sector Kota Makassar, Team Tempur Soeharto di sektor Pantai Selatan dan Team Tempur Soekawati si sektor pantai Timur Sulawesi Selatan. Pendaratan berlangsung dengan sukses dan pengambil alihan tanggung jawab keamanan diseluruh Sulawesi Selatan, berlangsung tanpa penghalang yang berarti.

Dengan munculnya pemberontakan yang dilakukan oleh RMS, pada bulan Desember 1950, Andi Mattalatta dengan batalyon yang baru saja dibentuknya yang dinamakan “OOSTERLING”, ditugaskan ke Ambon untuk menaklukkan RMS di Haruku, Nusa Laut dan Ceram. Pada tanggal 14 September 1951, Andi Mattalatta diangkat menjadi Komandan Basis Militer Ambon dan diberikan 7 batalyon yang harus dibina fisik, mental dan moril nya yang mana mereka secara khusus dilatih agar dapat berenang karena dalam pendaratan-pendaratan dengan menggunakan Landingcraft LCM, LCS dan LCPP, banyak prajurit yang gugur bukan karena kena tembakan tetapi karena tenggelam akibat dari ketidak mampuan mereka untuk berenang.

Pada tanggal 19 Februari 1952, Andi Mattalatta dengan batalyon OOSTERLING nya ditugaskan kembali ke SulSel untuk turut menaklukkan pelarian CTN (Corp Tjadangan Nasional) dibawah pimpinan bekas LetKol. Inf. Kahar Muzakkar, yang kemudian membentuk pasukan-pasukan pemberontak dan menyebarkannya keseluruh pelosok Sulawesi Selatan dan Tenggara. Oleh karena pasukan pemberontak banyak yang medirikan kubu didaerah yang dilindungi oleh rawa-rawa yang cukup dalam, maka banyak tentara pengaman Negara yang tenggelam ketika menyerang ke kubu pemberontak tersebut.

Ketidak mampuan prajurit dalam berenang selalu menjadi pikiran bagi Andi Mattalatta dan mengingatkan Andi Mattalatta pada sebuah film tentang demonstrasi Ski Air berjudul “EASY to LOVE” yang diperankan oleh juara renang Olympiade 1948, Easther William. Film tersebut ditonton oleh beliau pada saat beliau dipanggil oleh Kolonel Gatot Soebroto ke Semarang. Film “Easy to Love” inilah yang kemudian menjadi inspirasi bagi Andi Mattalatta menarik perhatian para prajurit untuk “belajar berenang”.

Pada bulan Oktober 1952 di Pantai Lumpue (didekat Pare-Pare, Sulawesi Selatan), Andi Mattalatta mulai belajar bermain “Ski Air” dengan menggunakan papan yang dibentuk sesuai apa yang beliau lihat di film “Easy to Love” tersebut. Ketika Andi Mattalatta sudah mulai menguasai cara meluncur dengan Ski Air kemudian beliau mengajarkannya kepada para prajurit yang mulai tertarik dengan adanya olahraga yang baru dan unik tersebut. Tetapi karena banyak prajurit yang tidak dapat berenang dan karena pada saat itu belum dikenal “pelampung/life vest”, maka rajinlah para prajurit tersebut untuk belajar berenang agar dapat bermain Ski Air. Demikianlah, dalam waktu yang singkat, Ski Air berkembang di Pare-Pare.

Ketika Andi Mattalatta diangkat menjadi “Komandan Komando Pangkalan Militer Makassar” pada tanggal 1 April 1954, selain mengamankan wilayah kota Makassar dan sekitarnya, beliau juga meningkatkan kegiatan olahraga terutama Olahraga Perairan dengan mendirikan sebuah “rumah ditanah pantai sebelah selatan (yang kemudian hari disebut “Gedung POPSA)” untuk menyimpan alat-alat Ski Air dan Boat-boat/sampan penarik pemain Ski Air. Demikianlah, kemudian olahraga Ski Air ini menarik minat masyarakat dan bangsa Asing yang berdomisili di Makassar yang kemudian ikut belajar bermain Ski Air.

Karena minat masyarakat pada Ski Air semakin berkembang, maka dianggap sudah tiba saatnya untuk mendirikan sebuah organisasi sebagai wadah olahraga ini. Pada tanggal 10 Februari 1957, diadakanlah musyawarah daerah yang berhasil menyusun kepengurusan yang baru, mensahkan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta meresmikan penggunaan rumah yang pernah dibangun sebagai “Rumah perkumpulan”. Kemudian organisasi atau perkumpulan tersebut dinamakan oleh beliau yaitu “Persatuan Olahraga Perahu Motor dan Ski Air – Makassar” disingkat “P.O.P.S.A”.

Pada periode jabatannya sebagai Panglima/Ketua Penguasa Perang DMSST (diangkat pada tgl. 1 Juni 1957), pada tanggal 28 September 1957 yaitu pada Pembukaan PON IV, Andi Mattalatta dengan P.O.P.S.A. yang telah dibinanya, mengadakan demonstrasi Ski Air yang ditonton Bapak Presiden Soekarno bersama rombongan yang terdiri dari 14 orang Menteri Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sejumlah besar Duta Besar dan Perwakilan Negara Sahabat.


Formasi-formasi yang dilakukan ketika POPSA Makassar mengadakan demo Ski Air dihadapan Presiden Ir. Soekarno, tahun 1957 di pantai Losari Makassar.


Ir. Soekarno (waktu itu Presiden NKRI), ketika sedang menyaksikan demo Ski Air dipantai Losari Makassar.

Pada tanggal 19 Agustus 1959, POPSA Makassar bertolak ke Jakarta untuk mengikuti “Interport Regatta I 1959” yang berlangsung tanggal 21 – 23 Agustus 1959 di Tanjung Priok Jakarta. Pada saat ini POPSA diundang khusus oleh Ketua Umum PEROPI Mr. Ali Boediardjo untuk memberikan demonstrasi Ski Air dihadapan masyarakat Jakarta. “Interport Regatta II” tahun 1960 kemudian dilaksanakan di kota Makassar. ” Interport Regatta III 1961” diselenggarakan di Surabaya pada tanggal 28 – 30 Juli 1961 dimana diperlombakan 2 event yaitu “Trick dan Slalom”.

Ketika selesai mengikuti Pendidikan di SESKOAD, Andi Mattalatta diangkat sebagai AsPri Menteri Keamanan Nasional untuk berbagai tugas khusus. Beliau kemudian mendirikan Club Ski Air untuk “Staf Keamanan Nasional” dan “POPSA cabang Jakarta” yang terdiri dari 6 anak cabang, antara lain anak cabang Kebayoran Baru, anak cabang Tanjung Priok, anak cabang Menteng, anak cabang Kramat, anak cabang Sarinah Store dan anak cabang Halim Perdana Kusuma (Angkatan Udara).

Pada tahun 1970, Andi Mattalatta berhasil menyusun Organisasi Ski Air Indonesia dengan nama “Persatuan Ski Air Seluruh Indonesia” disingkat PSASI, lengkap dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan mempunya 16 Peng Da di 16 Daerah Tingkat I/Propinsi dan diterima menjadi anggota sementara KONI Pusat. Setahun kemudian PSASI resmi diterima menjadi anggota penuh KONI Pusat dan melepaskan diri dari status sebagai Seksi SKI AIR pada PEROPI.

P.B PSASI mengadakan MUNAS dan KEJURNAS yang Pertama di Makassar (Ujung Pandang) pada tgl. 20 – 28 Agustus 1972. Munas ini diketuai oleh Let Jendral Pol Saleh Iranto dan mengambil keputusan untuk mengangkat Brig Jend Andi Mattalatta sebagai “BAPAK SKI AIR INDONESIA”.

ANDI MATTALATTA, "Bapak SKI AIR INDONESIA"

ANDI MATTALATTA, "Bapak SKI AIR INDONESIA"

Monday, November 5, 2007

Prestasi OLAHRAGA

PRESTASI OLAHRAGA
“ANDI MATTALATTA”

1. Tahun 1936. - di Makassar.
a. Juara II. untuk 1000 meter sprint balap sepeda di Makassar (waktu : 1 m 8 det)
b. Juara II. Tennis Pelajar di Makassar.
c. Juara I. KIas Bantam Tinju Amateur di Makassar

2. Tahun 1937. - di Makassar.
Juara I. untuk 1000 meter sprint balap sepeda di Makassar.

3. Tahun 1937 sid tahun 1942.- di Makassar.
Juara I. KIas Bantam/BululWelter-Welter/ringan Tinju Amateur di Makassar.


4. Tahun 1937. - di Makassar.
a. Juara I. Lempar Cakram (32,15 meter).
b. Juara II. Lempar Lembing (44,10 meter).
c. Juara II. Lari 100 meter Lapangan Rumput (11,5 sec.)
d. Juara II. Loncat tinggi ( 1,65 meter).
e. Juara II. Loncat tinggi galah (3,20 meter).
f. Juara II. Loncat jauh galah (9,45 meter).

5. Tahun 1938. - di Makassar.
a. Juara I. Dasa-Lomba.
b. Juara I. Senam Lantai (floor exercise) 9 point.
c. Juara I. Palang _ sejajar (Brug atau parallel bars) 9 point.
d. Juara I. Palang-tunggal (Rekstok,atau Horizontal bar) 8,5 point.
e. Juara III. Gelang·gelang (Ringen atau still rings) 7,5 point.
f. Juara II. Loncat kuda-kuda (Long hors) 8 point.
g. Juara Umum I. Senam .



6. Tahun 1939. - di Makassar.
a. Juara I. 4000 meter balap sepeda.
b. Juara II. Layar KI.V.
c. Juara I. Loncat tinggi galah (3,30 meter).
d. Juara I. Loncat jauh galah ( 9,70 meter).
e. Juara I. Loncat tinggi (1,70 meter).

7. Tahun 1940. - di Makassar.
a. Juara I. Loncat Indah papan 3 meter (6 loncatan dengan jumlah point 50~ )
b. Juara II. 100 meter gaya bebas (1 menit 5 sec.)
c. Juara II. 100 meter gaya dada (1 menit 17 sec.)
d. Juara II. 100 meter gaya punggung (1 menit 16 sec.)

8. Tahun 1941. - di Makassar
a. Juara I. Loncat Indah Papan 3 meter (6 loncatan dengan jumlah point 52).
b. Juara I. 100 meter gaya bebas (1 menit 4 sec.)
c. Juara II. 100 meter gaya dada (1 menit 16 sec.)
d. Juara III. 100 meter gaya punggung (1 menit 15 sec.)
e. Juara II. 100 meter gaya kupu-kupu (1 menit 8 sec.)

f. Juara II. 400 meter gaya berganti (4 menit 56 sec.)

9. Tahun 1942. - di Makassar
a. Juara I. Loncat jauh galah (9J60 meter).
b. Juara I. Loncat tinggi galah (3,25 meter)
c. Juara I. Lempar cakram (32,10 meter)
d. Juara I. Tolak peluru (12,15 meter).

10. Tahun 1943. - di Makassar.
a. Juara I. Loncat tinggi galah (3,30 meter)
b. Juara I. Loncat jauh galah (9,80 meter)
c. JuaraJ. Loncat tinggi (1,70 meter).
d. Juara III. Loncat jauh ( 5,65 meter).

11. Tahun 1950. - di Pare-Pare
a. Juara I. Loncat tinggi (1,70 meter).
b. Juara I. Loncat tinggi galah (3,30 meter).
c. Juara I. Lempar cakram (32, 90 meter).
d. Juara I. Lari sprint 100 meter lapangan rumput (11,4 sec.)

12. Tahun 1951. - di Ambon.
a. Juara I. Loncat tinggi (1,65 meter).
b. Juara I. Lempar cakram (31,90 meter).
c. Juara II. Lempar lembing (45,15 meter).
d. Juara II. Tolak peluru (11,75 meter).

13. Tahun 1952. - di Pare-Pare.
a. Juara I. Loncat tinggi (1,70 meter).
b. Juara I. Lempar cakram (32,90 meter).
c. Juara I. Lempar lembing (45,15 meter).
d. Juara II. Lari 100 meter lapangan rumput (11,7 sec.).

14. Tahun 1952 s/d Tahun 1971.
Selaku Pelopor dan Pelatih Ski Air Indonesia, dari tahun 1952 sid tahun 1971 selaku athleet Ski Air terbaik (belum terkalahkan).

15. 1-7-1958 s/d 8-7-1958. - Makassar.
Pada Pekan Olahraga ABRI di Makassar, mengikuti event Athletiek Veteran:
a. Juara I. Lari 100 meter Sintelbaan (11,8 sec.)
b. Juara I. Lempar Cakram (30,20 meter).
c. Juara I. Tolak peluru (11,85 meter).
d. Juara III. Lempar lembing (42,15 meter).

16. Tahun 1960. - di Makassar.
Pada Interport Regatta ke-II. di Makassar, mengikuti event Lomba Motorboat Circuit 6 lap

a. juara I. KI.30 hp Utility (38 menit 20 sec.)
b. Juara I. KI. 40 hp Hydroplane (34 menit 25 sec.)
c. Juara I. KI. 40 hp Runabout (36 men it 10 sec.)
d. Juara III. Free for All. (32 menit 12 sec.)

17. Tahun 1961. - di Surabaya
Pada Interport Regatta ke-1I1. di Surabaya, mengikuti event Lomba Motorboat
a. Juara I. KI. 50 hp Hydroplane Circuit 6 lap a 1 myl 3 hit (21 men it 6 sec.)
b. Juara I. KI. "Slalom" Free for All, 1 1/2 myl. (2 menit 15 awc.)
c. Juara II. Marathon Free for All, 30 myl. (36 menit 4 sec.)

18. Tahun 1962.- di Jakarta.
Dalam rangka Penyelenggaraan Asian Games ke-IV di Jakarta, mengikuti Lomba motorboat.
a. Juara I. KI. 50 hp Utility Circuit 6 lap a 1 1/2 myl, 3 hit. (33 menit 8 sec.)
b. Juara I. KI. Slalom Free for All, 1 1/2myl (2 menit 12 sec.)

19. Tahun 1963. - di Jakarta.
Dalam rangka Penyelenggaraan GANEFO I. (Games for the New Emercing Forces), mengikuti Lomba motorboat.
a. Juara I. KI. 40 hp Utility Circuit 6 lap a 1 1/2 myl, 3 hit (35 menit 11 sec.)
b. Juara I. KI. 50 hp Utility Circuit 6 lap a 1 1/2 myl, 3 hit (32 menit 42 sec.)
c. Juara I. KI. 40 hp Hydroplane cIrcuit 6 lap a 11/2 myl, 3 hit. (34 men it 16 sec.)
d. Juara I. Slalom Free for all, 1 1/2 my I. (2 menit 10 sec.)

20. Tahun 1969. - di Surabaya
Pada PON VII/1969 (PON POLITIK/PEMERSATU PEMUDA), mengikuti Lomba Motorboat
a. Juara I. KI. Slalom Free For All, 1 1/2 myl (2 menit 10 sec.)
b. Juara II. Marathon Free for all, 30 myl (35 menit 48 sec.)

Ujung Pandang, 17 Agustus 1996


( H. ANDI MATTA LATTA)

RADLIA MATTALATTA at 5:05 AM