Total Tayangan Halaman

Sabtu, 11 Mei 2013

BANDARA DITIMBUN, RUMAH WARGA KEBANJIRAN


BANDARA DITIMBUN, RUMAH WARGA KEBANJIRAN
Akibat sangat padatnya jalur lalu lintas udara yang menggunakan Bandara Sultan Hasanuddin ini, banyak persoalan mulai timbul. Mulai dari pendeknya landasan pacu pada landasan pacu lama yakni hanya 3.100 meter panjangnya sehingga jarang dijadikan landasan mendarat sampai pada masih sempitnya fasilitas terminal yakni hanya seluas 5.100 meter saja.  Bukan itu saja, rumah warga sering menjadi korban karena rendahnya pesawat yang melintas , baik saat lepas landas maupun saat mendarat menggunakan landasan baru yang melintasi Perumahan Bumi Sudiang Permai.

Bandara Sultan Hasanuddin Makassar lagi berbenah, pengembangan untuk menyambut “open sky” pada tahun 2015 dan sehubungan ditetapkannya Makassar sebagai pintu gerbang masuk ke Indonesia selain bandara Sukarno-Hatta Jakarta, dan  bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar.

Program pengembangan bandara terdiri atas perpanjangan landasan pacu dari 3.100 meter menjadi 3.500 meter, perluasan terminal dari 51.000 meter persegi menjadi 68.000 meter persegi serta berbagai fasilitas pendukung lainnya.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Ir.H.Masykur A.Sulthan,M.S  menjelaskan Untuk mendukung bandara Sultan Hasanuddin Makassar sebagai bandara Internasional di bagian timur Indonesia, maka dianggarakan sebesar Rp.196 milliar sebagai pengembangan kapasitas bandara. Anggaran sebesar itu untuk kebutuhan pengembangan kapasitas bandara yang terdiri atas Perpanjangan “runaway”, hanggar serta maintenance, repair dan Operation (MRO).

"Anggaran sudah diprogramkan, total permintaan Rp196 miliar, kita berharap sudah selesai sebelum "opensky" (ASEAN opensky 2015)," kata Masykur Sulthan.

Makassar memiliki bandara yang menjadi salah satu main hub di penerbangan nasional. Untuk itu diperlukan koordinasi yang baik oleh seluruh stakeholder penerbangan yang ada di Makassar. “Bandara di Makassar merupakan salah satu bandara main hub, yangi melibatkan banyak stakeholder terkait baik dari pemerintah maupun swasta, untuk itu diperlukan koordinasi yang baik,” demikian disampaikan Dirjen Perhubungan Udara, Herry Bakti saat meresmikan kantor baru Otoritas Bandara Wilayah V, di kawasan bandara Sultan Hasanuddin.
Perpanjangan landasan, lanjutnya, sudah sangat dibutuhkan untuk mendukung Bandara Sultan Hasanuddin sebagai salah satu gerbang utama perhubungan udara di Indonesia, menghadapi"opensky" 2015 serta pengembangan pelayanan penerbangan internasional.

Kementerian Perhubungan, tambahnya, juga sudah sangat menyadari mengenai pentingnya pengembangan fasilitas di bandara apalagi lalu lintasnya yang sudah terhitung padat.

Menurutnya, jika perpanjangan landasan telah selesai kemudian kerja sama pembangunan fasilitas Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) dan hanggar hasil kerja sama antara Angkasa Pura I dengan PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia di kawasan bandara lama rampung, fasilitas bandara dinilai telah lengkap.

"Seluruh standar sebagai bandara internasional sudah kita miliki jika semua sudah rampung. Kalau jadi semua itu hanggar dan MRO, perpanjangan landasan, peningkatan kualitas pelayanan dengan penambahan terminal kemudian sarana hotel dan lainnya sebagai sarana pendukung," katanya.
Akibat Pekerjaan Bandara.
Rumah Warga sering Kebanjiran
Saat Tipikor Investigasi melakukan kross cek ke lapangan, tampak upaya penimbunan ujung runaway bandara sedang berlangsung disekitar jalan raya jurusan Makassar-Maros. Bagian ujung run away yang dulunya merupakan daerah rendah dan resapan air, kini disulap menjadi run away tambahan sepanjang 400 meter. Hal ini disebabkan run away awal kurang panjang, hanya 3.100 meter saja.

Akibat upaya penimbunan untuk perpanjangan landasan pacu pada bandara lama beberapa waktu ini. Rumah warga yang ada disekitar Bandara menjadi sering kebanjiran. Selain disebabkan oleh mempetnya selokan sepanjang jalan. Penimbunan pada ujung bandara yang dulunya daerah terbuka dan daerah resapan air menimbulkan volume air hujan tak bisa tertampung sehinhgga masuk kerumah-rumah warga.
Seorang warga yang tepat berada di depan Perumahan Graha Cemerlang Batang Ase, Hajjah Halijah membantah jika banjir yang terjadi akibat pembangunan perumahan pada jalan sekitar jalan raya. “Ini murni karena karena selokan yang mempet dipingir-pingir jalan”.
“Harus secepatnya diperbaiki selokan yang ada. Jika tidak, kami selalu kena dampaknya banjir kiriman dari bandara ini” lanjut ibu ini sambil membenahi rumahnya yang selalu tergenang air.
“Kami terpaksa menambah ketinggian lantai rumah karena sangat terganggu melakukan aktivitas ibadah shalat terutama, jika lantai rumah tergenang air” tambahnya dengan nada lirih.” “Jika tidak, liatmi terenang semua, barang-barang dirumah juga jadi rusak semua, nak” tutur ibu berusia 70-an ini menutup pembicaraan dengan Tipikor Investigasi yang berkunjung kerumahnya.
Rumah Warga Banyak Rusak,
Akibat semakin padatnya lalu lintas udara yang menggunakan landasan pacu pada bandara baru, banyak rumah warga didaerah Perumahan Bumi Sudiang Permai mengalami kerusakan. “ Sudah banyak rumah warga disini yang rusak akibat pesawat yang melintas terlalu rendah. Trermasuk tumah warga blok D bernama Ancu, Seng rumahnya beterbangan akibat angin dari pesawat yang melintas” Kata M. Saleri, warga Sudiang.

M. Saleri melanjutkan, bukan saja polusi kebisingan yang disebabkan oleh suara mesin pesawat terbang yang sementara mendarat atau lepas landas. Tapi juga masyarakat mengalami kerugian akibat kerusakan rumah akibat tertimpa pohon yang tiba-tiba tumbang akibat hembusan kencang dari baling-baling pesawat yang akan mendarat. Atau seng-seng tiba-tiba beterbangan meski tak ada hujan ataupun angin kencang yang berhembus. 

“ Kami warga Perumnas Sudiang sebenarnya ingin melakukan Class Action terkait kebisingan dan kerusakan rumah warga akibat padatnya lalu lintas pesawat lepas landas dan mendarat pada landasan pacu yang baru ini. Padahal yang kami tahu, peruntukannya adalah landasan darurat saja. Tapi sebaliknya, landasan lama sudah jarang dipakai aktivitas pesawat. Padahal kami lebih dulu disini bermukim sebagai warga. Makanya kami mau minta ganti rugi” paparnya.

Sementara itu, Lukmanul Hakim, seorang mantan penghuni Perumahan yang sering dilintasi pesawat di Bumi Sudiang Permai memilih menjual rumahnya untuk mmencari rumah yang lokasinya aman dari lintasan pesawat.

“Saya bersama ibunya memilih di Gelora Baddoka Indah karena aman dari teror pesawat siang dan malam” katanya. “Bayangkan pak, kalau tiba-tiba tidurki, salah satu ban pesawat jatuh dan menimpa rumah, pasti rusak parah. Dan kami penghuni pasti terancam keselamatannya” lanjutnya pria yang bekerja di salah satu perguruan tinggi negeri di Makassar.

Yang paling menganggu , sejauh ini adalah saat kami menunaikan ibadah shalat Jumat. Saat Khatib sementara sibuk bacakan khutbah, tiba-tiba datang pesawat melintas dengan suara sangat bising. Semua yang ada dalam mesjid langsung buyar konsentrasinya” tutur Saleh Runa, S.Hi yang juga seorang aktivis mesjid.
Pembangunan Kawasan Olah Raga Sudiang ditinjau ulang
Konsep Kawasan Olahraga (KOR) Sudiang memang ternyata harus ditinjau ulang peruntukannya dari semula bagi pengembangan olahraga prestasi. Karena posisinya terletak di kerucut dalam Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Dengan begitu, kawasan ini menjadi kawasan yang paling safety. Mau tidak mau, detail konsep awal harus diperbarui. 
Danny Pomanto sebagai perancang revisi rencana detail KOR Sudiang mengatakan, karena adanya pengoperasian bandara baru, banyak hal harus diubah. Kawasan Olahrga Sudiang ternyata berada pada Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) yang mana tidak boleh ada kegiatan yang bisa membahayakan penerbangan. 
Makanya, kalaupun dilanjutkan pembangunan stadion setelah GOR, maka pembangunan Stadion Utama itu bergeser ke bagian barat. Itu rekomendasi pertama menghindari kerucut KKOP. Tapi belakangan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan lebih memilih membangun Stadion di Barombong. Hal ini berarti peruntukan KOR Sudiang sebagai kawasan olahraga prestasi harus ditinjau ulang menjadi pusat olahraga rekreasi. Meski tanpa stadion, kawasan olahraga prestasi tetap ada berkat keberadaan GOR Sudiang.
Selanjutnya Danny mengatakan, pengembangan di kawasan kerucut dalam adalah pengembangan sarana olahraga yang tidak memerlukan bangunan dan tidak terganggu dengan kebisingan seperti olahraga adventure, di dalamnya termasuk arena gokart, arena sprint rally, arena off road, arena road race, arena outbound dewasa dan remaja, arena outbound anak anak, serta arena sepeda gunung. Selain itu, akan ada juga arena extreem sport, paint gun, serta arena lomba sepatu roda. 

Akibat dari perubahan rencana ini, jalan disekitar KOR Sudiang ini juga mandeg pembangunannya. Rencana pembangunan jalan alternatif dari Bandara Sultan Hasanuddin menuju ke arah Daya serta rencana pembangunan jalan alternatif masuk kota dari Jalan Daeng Ramang menuju KOR Sudiang juga mengalamai kemandegan. Bahkan sekarang jalan yang menggunakan beton itu belum ada penambahan sama sekali disekitar GOR Sudiang. Akibatnya jalan ke arah daya rusak berat di sekitar SD Pajaiyang.

“ Pengoperasian bandara baru di daerah Sudiang membawa dampak negatif bagi perkembangan olahraga prestasi di Sulawesi Selatan. Akibatnya beberapa PON terakhir Sulsel tak dapat berbuat banyak mengimbangi provinsi dari Jawa, Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan dan Sumatera Utara” kata Drs. Muhammad Basri Mardon, M.Si, seorang pengamat olaharaga di Makassar.

Bagaimana bisa berprestasi, akibat bandara, semua fasilitas di sekitar KOR Sudiang menjadi rusak dan terbengkalai. Gedung depan kolam renang, hancur berantakan. Kamar kecil yang rusak dengan koridor yang menyeramkan” lanjut Mardon.



1 komentar:

  1. ZEUSBOLA MENYEDIAKAN PERMAINAN TERLENGKAP
    Game yang disediakan seperti IDN Poker, Slot, Sportsbook, Live Casino, Togel Online dan masih banyak lagi.

    Klaim Bonus Member Baru 15%
    Segera daftarkan dirimu dan menangkan puluhan JUTA rupiah!


    INFO SELANJUTNYA SEGERA HUBUNGI KAMI DI :
    WHATSAPP :+62 822-7710-4607




    BalasHapus