Total Tayangan Halaman

Kamis, 25 Juni 2020

ARUNG PALAKKA DAN SULTAN HASANUDDIN

ARUNG PALAKKA vs SULTAN HASANUDDIN... #akar masalahnya#

MASA SEJARAH DI SULSEL dimulai adanya DINASTI SIMPIRU SIANG.. 
setelah dinasti ini redup muncul dinasti TO MANURUNG. kerajaan  yg memulai awal sejarahnya dgn To Manurung adalah BONE, LUWU dan GOWA dan lainnya.  Kerajaan ini masing-masing berkembang dgn melakukan perluasan wilayah... 

Bahwa komplik antara Bone dan Gowa diawali sejak  pemerintahan Raja Gowa Krg Tumaparisi Kallonna yg saat itu diundang menghadiri pelantikan Arungpone...
dalam setiap acara besar di tanah Selebes selalu di lakukan acara sabung ayam. Dalam pesta pelantikan Arungpone tsb diadakan  Adu ayam antara Karaeng Gowa melawan Ayam ArungPone, namun, Ayam Raja Gowa Krg Tumaparisi Kallonna  dikalahkan oleh ayam Arungpone... 
disinilah KaraEng Tumaparisi Kallonna awal mula  melakukan penyerangannya ke Bone. 

 Namun penyerangan Gowa tsb berhasil dikalahkan oleh Bone... 
Kekalahan Karaeng Gowa tersebut,  dikembalikan dgn penuh penghormatan dan   keluhuran dari Arungpone dan  Rakyat Bone pada rakyat Gowa... 

Penyerangan ke 2 kalinya oleh Gowa terhadap Bone ketika St Awaluddin membawa pasukan Gowa menodongkan perang terhadap Bone untuk harus menerima Islam...

Pada thn 1605  tsb sebetulnya Arungpone Latenrirua sudah ingin sekali berislam, tapi dewan hadat tak pernah setuju... sehingga penolakan islam oleh rakyat Bone lewat dewan hadat membuat Bone di serang oleh Gowa... 

Arungpone  Bone saat itu  telah datang k St Awaluddin untuk bersahadat tetapi tapi para dewan hadat TETAP  menolak ISLAM bahkan memaksulkan Raja Bone tsb. Sehingga Arungpone La TenriRuwa tsb meninggalkan Bone dan menetap untuk memperdalam Islam di Bantaeng daerah kekuasaan Raja Gowa. 

 Akhirnya Bone diserang Gowa, namun Bone hanya bisa bertahan  3 hari dan Bone menyerah.. 
perang ini  dikenal dgn bahasa lontarak "musu Asellengeng"...

Perang pengislaman oleh St Awaluddin 
Berhasil menjadikan  Semua kerajaan Bugis menerima  Islam dan menjadikan Islam agama kerajaannya...
Sampai saat ini  ada sekitar 99% orang Bugis  beragama Islam.

Penyerangan ke 3 kalinya Gowa terhadap Bone;
Sekitar 30 tahun kemudian sesudah perang pengislaman pada  periode Arungpone La Maddaremmeng  memberlakukan  islam secara Murni dan kaffah.

Namun pemurnian ajaran Islam ini mendapat tantangan keras daripada bangsawan dan  Ibusuri, ibunda La Madderemmeng. Ibunda Arungpone tsb  tak sudi dgn pemerdekaan banyaknya budak atau Ata... 

 Ibu La Madderemmeng begitu marah dan kecewa. Ia meninggalkan Bone dan pergi ke Gowa meminta suaka ..Dengan  alasan tersebut Bone di serang oleh Gowa.

 Ketika Bone dikalahkan oleh Raja GowA St Malikussaid, Rakyat Bone di tawan dan di jadikan BUDAK atau ATA oleh orang Gowa Selama 17 thn. Belasan Ribu orang Bone diperjakan menggali parit2 dan membangun benteng untuk Gowa.

ARUNG PALAKKA yg juga menjadi tawanan, tetapi karena  ia adalah bangsawan tinggi maka dia tetap mendapat tempat yg terhormat di istana Krg Pattingaloang.. penenpatan di rumah Kareng Pattingaloang  ini tetap adalah SIRI bagi bangsawan Bone.

Sangat Diperparah lagi saat orang tua Arung Palakka LA POTTOBUNNE Arung Tanah Tengga ini ikut dalam rombongan perburuan para Karaeng Gowa - Tallo.. 
Dalam perburuan tsb ditemukan pelarian orang2 dan pengawal Krg Pattingaloang langsung menghabisi pelarian tersebut... inilah yg membuat La Pattobunne mengamuk.. tetapi dia ditangkap oleh pengawal Kr Pattingaloang. LA Pottobunne kemudian dihabisi dgn alu2 sebab dia tak bisa mati dgn senjata jenis besi.

 Inilah demdam membara yg membuat ArungPalakka  harus  melarikan diri.  Ia lari  dari Gowa lewat Soppeng, ke Buton kemudian ke Batavia.

ARUNG PALAKKA  selanjut kembali membebaskan negerinya dengan  bersekutu dgn VOC. Ia datang dgn 400 pengikutnya dgn nama TO ANGKE, bersama 500 orang Ambon anggota  Yongker. Serta 600 pasukan elit VOC.

 ArungPalakka menggerakan orang Buton, Ternate dan Soppeng..  Orang Makassar Turatea/ Bantaeng... bahkan orang  konjo Bulukumpa dan Sinjai  yg juga adalah sub suku Makassar.  

Kerajaan Gowa yg dibantu Wajo, Luwu, Mandar, Sumbawa/Bima, para perantau Melayu...

Pada perang besar ini sebetulnya Gowa "belum kalah" dan belum  ditaklukkan secara penuh  karena semua pendukung seperti kerjaraan BUGIS WAJO, LUWU dan MANDAR, BIMA dan ORANG MELAYU... keluarga besar dan hadat Gowa seperti Krg Karunrung, Krg Bontomarannu, Krg Galesong,  I Fatima Tokontu panglima Laskar Wanita Gowa.

tetapi Sultan Hasanuddin TETAP menandatangani perjanjian bungaya... St Hasanuddin sangat bijaksana untuk menghindari kerusakan dan pembunuhan yg lebIh banyak lagi pada masyarakat kecil.

namun ketika Gowa menyerah dan menandatangani  tanda benar2 takluk dgn mendandatangai perjanjian  Bungaya... bahkan Masih  terjadi dua kali perang susulan.. Krg Karunrung menyerang kedudukan Voc dan ArungPalakka.  Namun VOC dan ArungPalakka   mengalahkannya.

Kemenangan   ArungPalakka atas bantuan VOC dan sekutu Soppeng, Ternate, Buton, Jongker,   dan sebagian orang Turatea tak melakukan balas dendam seperti halnya apa yg sudah dilakukan Gowa terhadap Bone..  ArungPalakka tak mengutak atik sistem kerajaan di Gowa... tidak menjadikan orang Gowa tawanan...

 ArungPalakka bahkan hanya mengawini keluarga dekat St Hasanuddin yakni Dg Talale.. dan mengawinkan Kemenakannya La Patau Matannatikka kawin  dgn cucu st Hasanuddin putri Raja Gowa st Abd Jalil..

ArungPalakka kemudian diterima di dalam masyarakat makassaar karena  faktanya dia lebih senang berdomisili Makassar dan wafat serta di makamkan di Makassar daripada Bone atau Soppeng...padahal Ia adalah Arungpone, sekaligus suami datu Soppeng saat dia Wafat.
Bahkan sampai hari ini di Ballalompoa tersimpang foto Arung Palakka.

SULTAN HASANUDDIN ADALAH PAHLAWAN NASIONAL tak ada keraguan sedikitpun ttg perjuangannya.. 

Sedangkan  ArungPalakka oleh pendukungnya dikatakan sebagai "Sang Pembebas"  sedangkan  oleh lawan adalah "penghianat". 

 Orang Bugis Wajo Juga Bagi orang Bone dan Soppeng adalah penghianat yg menghianati perjanjian "Tellupoccoe".

Namun Wajo  dan  Luwu serta Mandar  tetap  pro pada Karaeng  Gowa  St Hasanuddin.. 

Dalam perang ini, banyak sekali  orang2 Makasar yg ada  di Bontaeng dan Turatea... kerajaan palili dan kerajan otonomi assiajingen dgn Gowa saat itu  berkesempatan membebaskan diri dari dominasi Gowa dan menjadikan ArungPalakka  sebagai "pembebas" baginya...

Maka ketika di adakan perjanjian Bongaya  YM Sombaya ST HASANUDDIN masih mau menjabat tangan ArungPalakka tetapi menolak para Karaeng orang2 Makassar yg melawan GOWA... 

##Salam dari tanah Wajo#$ Salamat ki na to pada salamat..🙏🙏🤝

Tidak ada komentar:

Posting Komentar