Politik
Pansel KPK: Tudingan Terhadap Jenderal Polisi Dibuktikan Saja, Jangan Cuma Menjelek-jelekkan!
KAMIS, 08 AGUSTUS 2019 | 11:17 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI
Tudingan rekam jejak yang dinilai bermasalah dan tidak layak terhadap para Calon Pimpinan (Capim) KPK yang berasal dari kepolisian akan ditanyakan langsung oleh Pansel Capim KPK terhadap mereka pada tahapan wawancara.
Begitu yang disampaikan oleh salah satu anggota Pansel Capim KPK, Hendardi kepada wartawan, Kamis (8/7).
"Nanti diwawancara kami akan tanya hal-hal yang berkaitan dengan itu. Itu kan dugaan-dugaan belum tentu suatu kebenaran," ujarnya.
Dalam mekanisme proses seleksi, para capim juga akan dilihat rekam jejak dalam tahapan profile assaement. Sehingga, menurut Hendardi, jika masih ada pihak yang kerap menuding, diharapkan agar disampaikan data-data kepada pansel.
"Mekanismenya bisa lewat surat, email bisa juga nanti disampaikan langsung," ujarnya.
Karena, menurut Hendardi, setiap tudingan tanpa didasari data dan fakta maka hanya akan menimbulkan fitnah.
"Kalau jelek-jelekin orang kan paling gampang, butuh cek and ricek," pungkasnya.
Dalam tahapan seleksi tes psikologi beberapa waktu lalu, dari 104 capim KPK sebanyak 40 orang dinyatakan lolos, enam diantaranya merupakan jendera aktif Polri.
Mereka adalah, Wakabareskrim Polri Irjen Antam Novambar; Kapolda Sumatera Selatan Irjen Firli Bahuri; mantan Kapolda Sumbar Brigjen Bambang Sri Herwanto; Irjen Dharma Pongrekun yang pernah menjabat sebagai Karo Renmin Bareskrim Mabes Polri; analis Kebijakan Utama Bidang Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Lemdiklat Polri Brigjen Juansih, dan Wakil Kapolda Kalimantan Barat Brigjen Sri Handayani.
Indonesia Corruption Watch (ICW) sebelumnya menilai 40 orang yang lolos tes psikologi Capim KPK tidak memuaskan ekspektasi publik. Dan lebih jauh, Koalisi Masyarakat Sipil memberikan sorotan khusus pada tiga jenderal polisi yang mengikuti tes psikologi capim KPK. Antam Novambar, Firli Bahuri dan Dharma Pongrekun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar