“Anda ke Makassar, Dijamin Keder!” Tulis Rahmat Mustafa di dinding Facebooknya
Kalau tim tamu bertandang ke Galatasaray, begitu masuk di stadion Turk Telekom Arena akan disambut dengan "Welcome to Hell," tim tamu akan disuguhi adengan potong leher dan keografi menembak.
Psywar atau intimidasi, baik langsung atau tidak langsung adalah sebuh keniscayaan. Itu adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari sebuah pertandingan sepak bola.
Pantaslah semua takut kalau main di Stadion Andi Mattalata/Mattoangin.
Sontak, pihak PSSI batalkan final leg kedua PSM versus Persija akibat insiden bus dilempari batu oleh pihak tuan rumah saat tim Persija melakukan official training di Stadion Mattoangin, Sabtu kemarin.
Apakah pihak PSM tidak mendapatkan intimidasi saat leg pertama di GBK? Meski mendapatkan intimidasi dari pihak tamu, PSM tetap bermain di sana.
Dalam sepak bola, intimidasi pihak tuan rumah ke tamunya adalah hal biasa terjadi. Lempar batu ke bus tamu juga terjadi di liga dunia. Katakanlah di La Liga, Premier League, Bundesliga, atau Seri A.
“Ahhh.... PSSI dan Persija lebay deh..!!” tutup Rahmat yang juga pentolan Media Smart City
Sementara itu, PSSI sudah melayangkan pemberitahuan soal informasi pertandingan leg kedua yang sempat ditunda pada PSM dan Persija.
Dalam surat bernomor 2711/AGB/537/VII-2019 yang ditandatangani sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, itu disebutkan kick-off pertandingan akan digelar pada hari Selasa, 6 Agustus pukul 15.30 WIB di stadion Andi Mattalatta, Makassar.
Versi PSSI
PSSI sudah membeberkan paparan dan fakta-fakta apa saja di lapangan yang membuat mereka akhirnya memutuskan untuk menunda final leg kedua Piala Indonesia 2018/19 kepada Goal.com.
Kejadian itu bukan potret persaingan antarklub (Persija vs PSM), bukan juga antarsuporter The Jakmania vs PSM Mania, apalagi konflik klub dengan federasi!. Panpel tidak cakap mengelola event, khususnya standart security officer yang wajib memberikan kenyamanan dan keamanan kepada tim tamu!
Ada penambahan kapasitas penonton dengan memaksakan membuat tribun portable yang tujuannya menambah penjualan tiket 800 lembar yang dijual offline on the spot di stadion.
Sejak pagi jam 7 sudah ada penumpukan massa yang mengantri berebut tiket sampai jam 15-an mereka putus asa dan melampiaskan keputusasaan itu dengan berbuat anarkis kepada tim tamu!
Panpel tidak memberitahukan kepada pihak keamanan tentang adanya penumpukan massa di area stadion sehingga antisipasi pihak keamanan menjadi lalai meski sudah diingatkan oleh pihak kepolisian tentang penambahan penjualan tiket itu akan berakibat riskan!
Suporter The Jakmania disambut dan diperlakukan baik oleh suporter PSM Mania.
Kemarahan suporter yang khawatir tidak bisa nonton pertandingan karena sudah membeli tiket dengan harga mahal sampai dengan Rp1 juta!!
Ada ancaman verbal dari pihak suporter; "Apabila sampai tidak ada pertandingan tim Persija dijamin tidak bisa pulang keluar dari Makassar!"
Faktanya kelalaian dan ketidak cakapan panpel justru dijadikan komoditas melawan federasi!(gm)
Total Tayangan Halaman
Minggu, 28 Juli 2019
Keder Nyali Nyali Macan Kemayoran di Kandang Ayam Jantan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar