Berdasarkan Pasal 13
Anggaran Dasar yang dimaksud dengan "ETHOS KERJA" adalah karakter jatidiri yang harus dipunyai dan atau dibangun secara integral berkesinambungan oleh kader-kader Bela Negara, untuk kemudian diimplementasikan sebagai pedoman dan rambu-rambu bersikap dan berperilaku dalam menjalani darmanya mengemban tugas bela negara.
Formasi "Ethos Kerja" bentuknya dalam wujud "SAPTA DARSA UTAMA" sebagai jatidiri bela negara :
1. WIDAGDA (Pintar dan Cakap) : A
artinya pandai, pintar dan cakap dalam hal ini menunjukkan kemampuan seseorang dalam menjalankan tugas atau DARMA Bela Negara yang diembannya hingga tercapainya suatu tujuan keberhasilan secara efisien dan efektif (tepat guna)
2. SATMATA (Waspada) : artinya cermat dan teliti, kepekaan dalam penglihatan (mata yang awam) diimbangi dengan tingkat kewaspadaan yang dapat diandalkan dalam memperhitungkan setiap langkah ketika menjalani tugas dan darma bela negara yang diembannya
3. TANGGGYA (Kokoh, Kuat, Tangguh) : artinya kokoh, kuat dan tanggung dalam hal ini menunjukkan kondisi dan kemampuan individu yang memilikinya kadar kekuatan ketangguhan dan kekokohan ketika memimpin suatu misi bela negara, sehingga tidak mudah dipatahkan oleh kekuatan lawan yang lebih besar dan tangguh.
4. PANDHEGA (Cerdas, Unggul, Berwibawa) : artinya realistis, terarah dan terukur dalam setiap bertindak didukung oleh kondisi kesehatan jasmani dan rohani yang prima, disertai dengan derajat pengendalian diri yang dapat diandalkan dan memiliki kewibawaan seseorang pemimpin ketika mengemban darma bela negara.
5. SINGGYA (Luhur, Sangat Terhormat) : artinya mempunyai sikap mental selalu mengedepankan nilai-nilai kejujuran dalam setiap amal perbuatan dan selalu bertindak secara proporsional dalam mengatasi suatu perkara, serta memiliki jiwa yang lurus dalam menghadapi setiap persoalan yang dihadapi ketika mengemban misi bela negara demi kepentingan bangsa, negara dan masyarakat.
6. MANGLANGES (Luwes, Lugas, Percaya diri) : artinya mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial yang memiliki latar belakang kultur sosial berbeda-beda dalam tempo yang relatif singkat, memiliki keberanian tampil di hadapan publik dengan penuh percaya diri, luwes serta mampu dan berani mengemukakan ide-ide.
7. MAHAWIRA (Sikap Perwira Sejati) : artinya memiliki pendirian yang teguh dan kukuh dalam menghadapinya dan memecahkan setiap persoalan, serta mampu mempertahankan prinsip yang menjadi dasar keyakinan hati dan pikirannya, diimbangi dengan dasar sikap mental yang sarat dengan kebijaksanaan dalam menentukan sikap dan langkah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar