Mengungkap Sejarah
______
Usaha-usaha pihak pimpinan tentara nasional yang ingin menghapuskan jejak Abdul Qahhar Mudzakkar jelas dapat ditelusuri dalam buku-buku mengenai dirinya yang ditulis oleh penulis-penulis sekuler. Bagaimana kesimpangsiuran mengenai kehadiran Kolonel Bambang Supeno dan Letnan Kolonel Abdul Qahhar Mudzakkar dalam penyelesaian masalah pemberontakan yang dilakukan oleh Andi Aziz dan bekas serdadu KNIL lainya di Sulawesi.
"Beberapa sumber mengatakan bahwa Nasution, sebagai KASAD telah menunjuk Kolonel Bambang Supeno sebagai komandan operasi yang didampingi oleh Letnan Kolonel Abdul Qahhar untuk menyelesaikan masalah pemberontakan yang dilakukan oleh Aziz dan serdadu KNIL lainya, tetapi kemudian KASAD membatalkan penunjukan itu ketika Menteri Pertahanan mengangkat Kawilarang untuk jabatan itu. Sumber lain mengatakan bahwa Nasution mengirim Abdul Qahhar Mudzakkar untuk meminta bantuan dari KGSS."*
Dalam buku sejarah Corps Hasanuddin, tertulis bahwa Kolonel Bambang Supeno dan Letkol Abdul Qahhar Mudzakkar mula-mula diangkat menjadi komandan dan wakil komandan operasi, yang mencatat kehadiran perwira tersebut di atas kapal Hang Tuah. Selanjutnya pada halaman 75 dan 91 menceritakan Saleh Sjahban menggambarkan pertemuannya dengan Abdul Qahhar. Dan mengenai perjumpaan Abdul Qahhar dengan tokoh-tokoh lain KGSS, kelaskaran dalam kapal tersebut.
Tetapi dalam bukunya, Harvey menceritakan mengenai wawancaranya yang dilakukan di Jakarta pada 17 Mei 1972, menyatakan; Nasution membantah bahwa Abdul Qahhar Mudzakkar ada di Sulawesi pada saat peristiwa Andi Aziz, dan mengatakan bahwa ia sendiri tidak pernah memberi kuasa kepada Abdul Qahhar Mudzakkar untuk kembali ke Sulawesi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar