ARUNG PALAKKA vs SULTAN HASANUDDIN... #akar masalahnya#
MASA SEJARAH DI SULSEL dimulai adanya DINASTI SIMPIRU SIANG..
setelah dinasti ini redup muncul dinasti TO MANURUNG. kerajaan yg memulai awal sejarahnya dgn To Manurung adalah BONE, LUWU dan GOWA dan lainnya. Kerajaan ini masing-masing berkembang dgn melakukan perluasan wilayah...
Bahwa komplik antara Bone dan Gowa diawali sejak pemerintahan Raja Gowa Krg Tumaparisi Kallonna yg saat itu diundang menghadiri pelantikan Arungpone...
dalam setiap acara besar di tanah Selebes selalu di lakukan acara sabung ayam. Dalam pesta pelantikan Arungpone tsb diadakan Adu ayam antara Karaeng Gowa melawan Ayam ArungPone, namun, Ayam Raja Gowa Krg Tumaparisi Kallonna dikalahkan oleh ayam Arungpone...
disinilah KaraEng Tumaparisi Kallonna awal mula melakukan penyerangannya ke Bone.
Namun penyerangan Gowa tsb berhasil dikalahkan oleh Bone...
Kekalahan Karaeng Gowa tersebut, dikembalikan dgn penuh penghormatan dan keluhuran dari Arungpone dan Rakyat Bone pada rakyat Gowa...
Penyerangan ke 2 kalinya oleh Gowa terhadap Bone ketika St Awaluddin membawa pasukan Gowa menodongkan perang terhadap Bone untuk harus menerima Islam...
Pada thn 1605 tsb sebetulnya Arungpone Latenrirua sudah ingin sekali berislam, tapi dewan hadat tak pernah setuju... sehingga penolakan islam oleh rakyat Bone lewat dewan hadat membuat Bone di serang oleh Gowa...
Arungpone Bone saat itu telah datang k St Awaluddin untuk bersahadat tetapi tapi para dewan hadat TETAP menolak ISLAM bahkan memaksulkan Raja Bone tsb. Sehingga Arungpone La TenriRuwa tsb meninggalkan Bone dan menetap untuk memperdalam Islam di Bantaeng daerah kekuasaan Raja Gowa.
Akhirnya Bone diserang Gowa, namun Bone hanya bisa bertahan 3 hari dan Bone menyerah..
perang ini dikenal dgn bahasa lontarak "musu Asellengeng"...
Perang pengislaman oleh St Awaluddin
Berhasil menjadikan Semua kerajaan Bugis menerima Islam dan menjadikan Islam agama kerajaannya...
Sampai saat ini ada sekitar 99% orang Bugis beragama Islam.
Penyerangan ke 3 kalinya Gowa terhadap Bone;
Sekitar 30 tahun kemudian sesudah perang pengislaman pada periode Arungpone La Maddaremmeng memberlakukan islam secara Murni dan kaffah.
Namun pemurnian ajaran Islam ini mendapat tantangan keras daripada bangsawan dan Ibusuri, ibunda La Madderemmeng. Ibunda Arungpone tsb tak sudi dgn pemerdekaan banyaknya budak atau Ata...
Ibu La Madderemmeng begitu marah dan kecewa. Ia meninggalkan Bone dan pergi ke Gowa meminta suaka ..Dengan alasan tersebut Bone di serang oleh Gowa.
Ketika Bone dikalahkan oleh Raja GowA St Malikussaid, Rakyat Bone di tawan dan di jadikan BUDAK atau ATA oleh orang Gowa Selama 17 thn. Belasan Ribu orang Bone diperjakan menggali parit2 dan membangun benteng untuk Gowa.
ARUNG PALAKKA yg juga menjadi tawanan, tetapi karena ia adalah bangsawan tinggi maka dia tetap mendapat tempat yg terhormat di istana Krg Pattingaloang.. penenpatan di rumah Kareng Pattingaloang ini tetap adalah SIRI bagi bangsawan Bone.
Sangat Diperparah lagi saat orang tua Arung Palakka LA POTTOBUNNE Arung Tanah Tengga ini ikut dalam rombongan perburuan para Karaeng Gowa - Tallo..
Dalam perburuan tsb ditemukan pelarian orang2 dan pengawal Krg Pattingaloang langsung menghabisi pelarian tersebut... inilah yg membuat La Pattobunne mengamuk.. tetapi dia ditangkap oleh pengawal Kr Pattingaloang. LA Pottobunne kemudian dihabisi dgn alu2 sebab dia tak bisa mati dgn senjata jenis besi.
Inilah demdam membara yg membuat ArungPalakka harus melarikan diri. Ia lari dari Gowa lewat Soppeng, ke Buton kemudian ke Batavia.
ARUNG PALAKKA selanjut kembali membebaskan negerinya dengan bersekutu dgn VOC. Ia datang dgn 400 pengikutnya dgn nama TO ANGKE, bersama 500 orang Ambon anggota Yongker. Serta 600 pasukan elit VOC.
ArungPalakka menggerakan orang Buton, Ternate dan Soppeng.. Orang Makassar Turatea/ Bantaeng... bahkan orang konjo Bulukumpa dan Sinjai yg juga adalah sub suku Makassar.
Kerajaan Gowa yg dibantu Wajo, Luwu, Mandar, Sumbawa/Bima, para perantau Melayu...
Pada perang besar ini sebetulnya Gowa "belum kalah" dan belum ditaklukkan secara penuh karena semua pendukung seperti kerjaraan BUGIS WAJO, LUWU dan MANDAR, BIMA dan ORANG MELAYU... keluarga besar dan hadat Gowa seperti Krg Karunrung, Krg Bontomarannu, Krg Galesong, I Fatima Tokontu panglima Laskar Wanita Gowa.
tetapi Sultan Hasanuddin TETAP menandatangani perjanjian bungaya... St Hasanuddin sangat bijaksana untuk menghindari kerusakan dan pembunuhan yg lebIh banyak lagi pada masyarakat kecil.
namun ketika Gowa menyerah dan menandatangani tanda benar2 takluk dgn mendandatangai perjanjian Bungaya... bahkan Masih terjadi dua kali perang susulan.. Krg Karunrung menyerang kedudukan Voc dan ArungPalakka. Namun VOC dan ArungPalakka mengalahkannya.
Kemenangan ArungPalakka atas bantuan VOC dan sekutu Soppeng, Ternate, Buton, Jongker, dan sebagian orang Turatea tak melakukan balas dendam seperti halnya apa yg sudah dilakukan Gowa terhadap Bone.. ArungPalakka tak mengutak atik sistem kerajaan di Gowa... tidak menjadikan orang Gowa tawanan...
ArungPalakka bahkan hanya mengawini keluarga dekat St Hasanuddin yakni Dg Talale.. dan mengawinkan Kemenakannya La Patau Matannatikka kawin dgn cucu st Hasanuddin putri Raja Gowa st Abd Jalil..
ArungPalakka kemudian diterima di dalam masyarakat makassaar karena faktanya dia lebih senang berdomisili Makassar dan wafat serta di makamkan di Makassar daripada Bone atau Soppeng...padahal Ia adalah Arungpone, sekaligus suami datu Soppeng saat dia Wafat.
Bahkan sampai hari ini di Ballalompoa tersimpang foto Arung Palakka.
SULTAN HASANUDDIN ADALAH PAHLAWAN NASIONAL tak ada keraguan sedikitpun ttg perjuangannya..
Sedangkan ArungPalakka oleh pendukungnya dikatakan sebagai "Sang Pembebas" sedangkan oleh lawan adalah "penghianat".
Orang Bugis Wajo Juga Bagi orang Bone dan Soppeng adalah penghianat yg menghianati perjanjian "Tellupoccoe".
Namun Wajo dan Luwu serta Mandar tetap pro pada Karaeng Gowa St Hasanuddin..
Dalam perang ini, banyak sekali orang2 Makasar yg ada di Bontaeng dan Turatea... kerajaan palili dan kerajan otonomi assiajingen dgn Gowa saat itu berkesempatan membebaskan diri dari dominasi Gowa dan menjadikan ArungPalakka sebagai "pembebas" baginya...
Maka ketika di adakan perjanjian Bongaya YM Sombaya ST HASANUDDIN masih mau menjabat tangan ArungPalakka tetapi menolak para Karaeng orang2 Makassar yg melawan GOWA...
##Salam dari tanah Wajo#$ Salamat ki na to pada salamat..🙏🙏🤝
Tidak ada komentar:
Posting Komentar