Total Tayangan Halaman

Kamis, 26 Oktober 2017

Pattadaeng Diselamatkan Air Laut Pasca Kecelakaan


Pattadaeng Diselamatkan Air Laut Pasca Kecelakaan

Pantai Losari, 27 Oktober 2017Pattadaeng rutin tiap hari mengunjungi pantai komunitas kesehatan dengan menggunakan sepeda butut dari rumanya.Ia bersemangat mengayuh pedal sepedanya tiap hari jika tidak ada kendala. Ia sesekali tersenyum pada kepada orang yang dikenalnya yang berpapasan dijalan dan dekat pantai.

Pria yang dilahirkan 1958 di Selayar menghabiskan masa anak mudanya sebagai pemanjat kelapa untuk dibuat kopra. Tahun 1974 lalu, ia hijrah ke Makassar untuk menghirup udara kota. Masa iya sampai mati tidak pernah injak Makassar. Sebelum tua, bagus ada pengalaman yang bisa dibicarakan sama orang lain. Kini beliau telah 43 tahun meninggalkan kota kelahirannya. Berarti kini Pattadaeng berusia 69 tahun.  

Kegiatan kepantai pada tiap pagi jam tujuh sudah menjadi program sejak sakit akibat tabrakan. Kecuali ada keluarga yang tak bisa dihindari, baru absen di pantai. Kalau cuma hujan, tidak akan menghalangi  datang menikmati berendam, berenang-renang dan berteriak bersama teman Komunitas kesehatan. Alasannya Pattadaeng klasik sekali, air laut memberikan kekuatan untuk hidup dari tak berdayaan.Kini 15 tahun hidupnya dianggap sangat bermakna karena ditemani oleh air laut tiap hari.

Kepalaku beberapa kali dijahit dan tak menghasilkan kepuasan pada keluargaku, istri dan anakku, yang menunggu tiap hari di Rumah Sakit Dadi Makassar. Akibatnya selama 10 tahun pasca kecelakaan, tidak ada terlalu penting dalam perubahan kesehatanku. Itu akibat pendarahan di otak akibat tabrakan.

Akhirnya saya  terserang epilepsi atau Penyakit mati mati ayam. Akibatnya dari benturan di kepala yang sudah dioperasi. Yang kuingat waktu setelah kecelakaan, sudah berada di rumah sakit ditemani anak istriku.

Waktu yang lama itu dipakai untuk merawat diriku telah membuktikan kesabaran istriku. Sementara ke 7 anakku sudah lahir semua. Waktu Ditabrak, anak bungsuku berusia 1 tahun. Untung semua anak anakku bisa membantu ibunya untuk merawat saya selama 10 tahun. Semua anakku berkembang dalam rumah sakit Dadi. Kini, anak anak itu sudah jadi orang. Yang bungsu saja sudah kuliah S2 di Jawa.

Dalam kurung 2 tahun berikutnya aku mulai mengaji kembali, ini sangat membantu perkembangan mentalku. Selanjutnya aku mulai berjalan dirumah. Sangat perlahan perkembangan yang kualami. Dalam 2 tahun, waktu dihabiskan tak terasa hingga ada ada perkembangan.

Setelah bisa mulai mampu mengerjakan kegiatan lain, serasa ada animo yang lebih menantang untuk mencoba kegiatan apa saja. Namun pada saat ini kendala fisik adalah masalah utama. Kegiatan yang dulu dikerjakan tidak bisa lagi dilakukan. Memanjat kelapa, menjual kartu ucapan lebaran di tempatku depan kantor Pos Besar Makassar tak mampu dilalukan.

Pada tahun ke 10 pasca kecelakaan, perubahan terjadi dalam hidupku secara signifikan. Awalnya aku diajak tetangga yang prihatin dengan kondisi ku yang 10 tahun tak perubahan berarti. Saya mandi-mandi di pantai Losari dekat pembuatan pinisi. Persis daerah Kantor Polrestabes pelabuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar