Jumat 27 Oktober 2017, 12:40 WIB
Disinilah WR Supratman Dilahirkan
Rinto Heksantoro - detikNews
Foto: Rinto Heksantoro/detikcom
Purworejo - Wage Supratman itulah nama yang pertama kali diberikan saat sang komponis/pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya dilahirkan. Dia lahir dari pasangan Joemeno Kartodikromo, seorang tentara KNIL Belanda, dan ibunya bernama Siti Senen.
Nama Wage di depan nama Supratman menandakan dia dilahirkan pada hari pasaran Wage berdasarkan penanggalan Jawa. WR Supratman lahir tanggal 19 Maret 1903. WR Supratman lahir di Dusun Trembelang, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Tempat mengubur plasenta WR Supratman Foto: Rinto Heksantoro/detikcom
Panut (53), yang merupakan penjaga rumah pusaka itu di depan rumah terdapat cungkup tempat mengubur plasenta atau ari-ari Wage saat dilahirkan pada 19 Maret 1903. Sebagai penanda tempat mengubur plasenta atau ari-ari ditandai dengan tanaman puring. Namun kemudian diganti dan dibuatkan rumah-rumahan kecil dari kayu.
"Orang Jawa kalau mengubur ari-ari pasti di depan rumah," katanya.
Rumah itu kata Panut, setelah direnovasi tahun 2007 diganti dari kayu nangka. Sedangkan halaman sekitar masih seperti aslinya yang tampak teduh dan asri dengan berbagai tanaman besar. Lantai rumah dibiarkan tetap seperti asli berlantai tanah.
Rumah ini berada di sebelah tenggara sekitar 12 km dari Kota Purworejo. Suasana asri dan sejuk dengan banyak pepohonan di sekitar rumah yang berada di perbukitan Menoreh.
"Dulunya bagian dinding terbuat dari anyaman bambu, namun kini sudah diganti dengan kayu nangka. Ukuran, bentuk dan letak tidak berubah. Sekat-sekat ruang pun dibuat sama, dari ruang tamu, kamar dan ruang belakang," kata Panut.
Sementara itu kerabat WR Supratman yang masih tinggal di Dusun Trembelang, Suyono (47) menuturkan, Siti Senen, ibu kandung WR Supratman adalah penduduk asli Desa Somongari. Ibu WR Supratman, saat masih berumur 7 tahun kemudian ikut dan dirawat seorang Opas (Polisi Pangreh Praja) di Kota Purworejo, tepatnya di Kelurahan Sindurjan.
Setelah dewasa lanjut dia, Siti Senen kemudian menikah dengan seorang Kopral Serdadu Belanda asal Godean Yogyakarta yang bernama Kartodikromo. Dari pernikahannya itu, mereka dikaruniai 4 orang anak yakni Supratiyah, Supratinah, Supratiyem dan Wage Supratman.
"Sebelum Wage Supratman lahir, tahun 1903, ibu Siti Senen dalam keadaan hamil tua pulang ke Somongari. Dia lahir hari Kamis, Wage tanggal 19 Maret 1903 di rumah kakaknya Seno di Dukuh Trembelang Desa Somongari," kata Suyono.
Setelah kurang lebih berumur 2 bulan, Wage dibawa ke Jatinegara Jakarta di tempat ayahnya bekerja. Sehingga banyak orang mengira dan sejarah juga mencatat jika Wage lahir di Jatinegara, meskipun faktanya ia lahir di Somongari Purworejo.
Rumah tempat WR Supratman dilahirkan Foto: Rinto Heksantoro/detikcom
Ketika Wage berusia 9 tahun, ibunda tercinta meninggal dunia dan ayahnya menikah lagi. Wage kemudian diasuh kakaknya Supratiyah di Makasar, yang menjadi isteri seorang Indo Belanda kelahiran Jawa Timur yang bernama Willem van Eldik.
"Di kota Makasar itulah Wage tumbuh menjadi dewasa dan pandai bermain biola atas bimbingan kakak iparnya Willem van Eldik," imbuh Suyono.
Suyono melanjutkan, Wage pernah tampil dalam pentas sandiwara, ia waktu itu memerankan tokoh pemuda bernama "Rudolf". Tokoh tersebut berhasil ia perankan dengan baik, sehingga oleh teman-temannya dijuluki Rudolf.
"Sejak itulah nama Rudolf melekat pada namanya menjadi Wage Rudolf Soepratman," katanya.
Dalam sejarah, WR Supratman setelah dewasa dari Makassar kemudian berpindah di Jawa. Dia sempat bekerja di Bandung dan tempat lain hingga meninggal di Surabaya. (bgs/bgs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar