Andi Mattalatta Ternyata Juga Seorang Petinju
Edwin Jardhy 17 Maret 2016Headline, News, Sosok
MAKASSAR, Mayjen (Purn.) H. Andi Mattalatta adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan asal tanah Bugis yang juga dikenal sebagai tokoh olah raga. Ia meninggal pada tanggal 16 Oktober 2004 di kediamannya, Jalan Dr. Ratulangi No. 12 Makassar. Ayah dari almarhumah artis Andi Meriam Mattalatta ini lahir pada tanggal 1 September 1920 dan meninggal dalam usia 84 tahun.
Beliau memiliki prestasi dalam olahraga renang, loncat indah, tinju, dan bahkan hampir semua jenis olahraga yang ditekuninya. Tidak heran bila Andi Mattalatta dijuluki maniak olahraga. Atas kehebatannya di masa kolonial Belanda, Andi Mattalatta menjadi satu-satunya pribumi yang direstui bergabung menjadi anggota Sport Stait Spieren (SSS) yang didirikan untuk anak-anak Belanda di masa itu.
Jadi Petinju
Di bidang olahraga, Andi Mattalatta sudah menunjukkan kepiawaiannya sejak tahun 1932, menyisihkan atlet-atlet keturunan Belanda dalam renang gaya dada memperebutkan piala Ratu Wilhelmina der Nederlanden van Oranje Nassau di Makassar. Di usia 15 tahun, Andi Mattalatta menjadi petinju yang mengawali prestasi di kelas bulu (55 kg) dengan meng-KO petinju Batavia, Kid Usman, kelas ringan (60 kg). Ia juga menjadi pelatih di beberapa klub atlet karena kemahirannya.
Namun penyandang berbagai anugerah bintang dan satya lencana perjuangan itu juga aktif membangun dunia olahraga di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan. Sebelum mengawali karir militer, bangsawan Bugis-Makassar kelahiran Barru itu adalah seorang atlet.
Semasa muda, Andi Mattalatta merupakan panglima pertama Komando Daerah Militer Sulawesi Selatan dan Tenggara (KDMSST). Ia dilantik pada tanggal 1 Juni 1957 oleh Kasad. Mayjen. TNI A.H. Nasution. Andi Mattalatta memulai perjuangannya di pentas militer yang diawali sebagai Tokubetsu Teisintai di masa pendudukan Jepang pada tahun 1944.
Tumpas RMS
Ketika bertugas sebagai Komandan Batalyon di Pare-pare, Andi Mattalatta mengharuskan semua anak buahnya untuk pandai berenang. Masalahnya, katanya, ia punya pengalaman pahit saat memimpin Gerakan Operasi Militer (GOM) di Pulau Haruku, Maluku Selatan, ketika menumpas gerombolan Republik Maluku Selatan (RMS).
Prajurit yang tergabung dalam Batalyon 705 Mattalatta yang diberangkatkan pada tanggal 18 Desember 1950 saat itu banyak yang gugur bukan karena tertembak musuh, melainkan tenggelam ketika terjadi pendaratan pantai. Soal kepandaian berenang sangat prinsip bagi seorang prajurit, dan itu harus dikuasai.
Baca juga: Kisah Ho Eng Dji Pencipta lagu Ati Raja, Sailong dan Amma Ciang
Ketika menjadi Komandan Komando Pangkalan Militer Makassar tahun 1953, olahraga ski air berkembang pesat di Makassar dan menarik perhatian masyarakat luas. Andi Mattalatta sering mengundang para perwira untuk memperoleh rekreasi segar dan membebaskan mereka dari kejenuhan tugas.
Tak ketinggalan, bangsa asing yang berdomisili di Makassar pun ikut belajar main ski air menyusuri pantai Makassar, Pulau Lae-Lae, Pulau Samalona dan Pulau Meroux yang sekarang bernama Pulau Kayangan.
Membangun Stadion Mattoangin
Tahun 1952 Andi Mattalatta memprakarsai pembangunan Stadion Mattoanging Makassar (Sekarang menjadi Stadion Andi Matalatta) yang dilengkapi gedung olahraga, kolam renang serta fasilitas olahraga lainnya di Makassar. Ia juga menjadi tokoh penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) IV tahun 1957 di kota Makassar.
Stadion ini lebih sering dipergunakan untuk menggelar pertandingan sepak bola dan merupakan kandang dari tim kebangaan rakyat Makassar PSM Makassar. Stadion ini memiliki kapasitas untuk 30.000 orang.
Stadion ini dulunya adalah perkebunan milik pemerintah Hindia Belanda yang setelah kemerdekaan Republik Indonesia, atas prakarsa Andi Mattalata yang merupakan mantan panglima Kodam XIV/Hasanuddin, diubah menjadi sebuah stadion olahraga.
Bapak Ski Air Indonesia
Pantai Lumpue, Kota Pare-pare (163 km arah utara Makassar), memiliki kesan sejarah yang tak terlupakan oleh Andi Mattalatta, sebab dari pantai indah berpasir putih itu ia mulai merintis cikal bakal keberadaan olahraga ski air di Indonesia. Keinginan Mattalatta mempelajari olahraga itu bangkit karena terobsesi film “Easy to Love”.
Ketika Andi Mattalatta sudah mulai menguasai cara meluncur dengan Ski Air kemudian beliau mengajarkannya kepada para prajurit yang mulai tertarik dengan adanya olahraga yang baru dan unik tersebut. Tetapi karena banyak prajurit yang tidak dapat berenang dan karena pada saat itu belum dikenal “pelampung/life vest”, maka rajinlah para prajurit tersebut untuk belajar berenang agar dapat bermain Ski Air. Demikianlah, dalam waktu yang singkat, Ski Air berkembang di Pare-Pare.
Ketika Andi Mattalatta diangkat menjadi “Komandan Komando Pangkalan Militer Makassar” pada tanggal 1 April 1954, selain mengamankan wilayah kota Makassar dan sekitarnya, beliau juga meningkatkan kegiatan olahraga terutama Olahraga Perairan dengan mendirikan sebuah “rumah ditanah pantai sebelah selatan (yang kemudian hari disebut “Gedung POPSA)” untuk menyimpan alat-alat Ski Air dan Boat-boat/sampan penarik pemain Ski Air. Demikianlah, kemudian olahraga Ski Air ini menarik minat masyarakat dan bangsa Asing yang berdomisili di Makassar yang kemudian ikut belajar bermain Ski Air.
Karena minat masyarakat pada Ski Air semakin berkembang, maka dianggap sudah tiba saatnya untuk mendirikan sebuah organisasi sebagai wadah olahraga ini. Pada tanggal 10 Februari 1957, “Persatuan Olahraga Perahu Motor dan Ski Air – Makassar” disingkat “POPSA”.
Pada tanggal 28 September 1957 yaitu pada Pembukaan PON IV, Andi Mattalatta dengan POPSA yang telah dibinanya, mengadakan demonstrasi Ski Air yang ditonton Bapak Presiden Soekarno bersama rombongan yang terdiri dari 14 orang Menteri Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sejumlah besar Duta Besar dan Perwakilan Negara Sahabat.
Berikut dibawah ini adalah foto-foto aksi dari Andi Matalatta dalam olah raga ski air yang diposting oleh Radlia Matalatta di blogspot.
Aksi A Matalatta dalam ski air – Foto: Koleksi PribadiIr. Soekarno (waktu itu Presiden NKRI), ketika sedang menyaksikan demo Ski Air dipantai Losari Makassar. – Foto: Koleksi Pribadi
Dok. Makassar Terkini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar